Sunday, August 21

Filsafat Cinta

Dalam perjalanan menuju manifestasi, jiwa melewati empat keadaan, 'Ilm, 'Ishq, Wujud, Shuhud.'Ilm adalah keadaan awal dari kesadaran, kecerdasan murni. 'Ishq adalah cinta, tahap kecerdasan berikutnya menuju manifestasi; karena itu kecerdasan dan cinta sama unsurnya. Benda-benda seperti batu dan tumbuh-tumbuhan, tak memiliki kecerdasan, sehingga tak memiliki cinta, kecuali suatu persepsi kecil tentang cinta yang ada di dalam kehidupan tumbuh-tumbuhan. Tetapi di antara hewan dan burung-burung, kecerdasan berkembang, sehingga cinta di dalam diri mereka dapat menunjukkan diri. Wujud adalah dunia obyektif, yang diciptakan untuk dicintai, karena cinta tak dapat diwujudkan bila tak ada sesuatu yang dicintai. Shuhud adalah realisasi pengalaman cinta dalam aspek apapun.
Kata cinta, dalam bahasa Inggris 'love', dalam bahasa Sanskrit 'Lobh', berarti keinginan, hasrat. Cinta adalah hasrat untuk menyadari sesuatu yang dicintai. Karena itu, Shuhud, realisasi cinta, merupakan satu-satunya tujuan setiap jiwa. Cinta, dalam berbagai aspeknya, dikenal pula dengan sebutan: kehendak, keinginan, hasrat, kebaikan, suka, dan lain-lain. Di dalam cinta terdapat segala pengetahuan. Cinta manusia dan ketertarikannya kepada sesuatu, pada saatnya akan membuat sesuatu itu mengungkapkan rahasianya, sehingga manusia dapat mengetahui bagaimana cara mengembangkan, mengendalikan, dan memanfaatkannya. Tak seorang pun dapat mengetahui seseorang, sebesar apapun keinginannya untuk tahu, kecuali dengan cinta, karena tanpa cinta, mata ruhani buta; hanya mata luar yang terbuka, dan mata luar hanyalah semacam kaca mata bagi mata ruhani. Bila pandangan tidak tajam, apa manfaat kaca mata? Karena itulah kita mengagumi semua yang kita cintai, dan kita buta terhadap kebaikan orang yang tidak kita cintai. Bukan karena mereka berhak kita abaikan, tetapi tanpa cinta, mata kita tak dapat melihat kebaikan mereka. Seseorang atau sesuatu yang kita cintai mungkin mempunyai keburukan pula, tetapi karena cinta melihat keindahan, kita hanya melihat kebaikan itu. Kecerdasan sendiri dalam langkah selanjutnya menuju manifestasi adalah cinta. Ketika cahaya cinta telah dinyalakan, hati menjadi transparan, hingga kecerdasan jiwa dapat melihat melaluinya. Namun sebelum hati dinyalakan dengan api cinta, kecerdasan, yang senantiasa berupaya untuk mengalami hidup di permukaan, meraba-raba dalam kegelapan. Seluruh alam semesta diciptakan untuk cinta. Manusia adalah yang paling mampu melakukannya. Bila kita memiliki batu di dalam rumah dan kita sangat menyukainya, batu itu tidak akan menyadari cinta kita sejauh yang disadari oleh tumbuh-tumbuhan. Bila kita memiliki sebuah tanaman dan kita memeliharanya dengan rasa sayang, ia akan bereaksi dan akan tumbuh. Hewan dapat merasakan kasih sayang. Bila kita memelihara hewan di rumah, mereka akan lebih banyak merasakan cinta dan perhatian! Hewan piaraan pada waktunya akan menjadi pengasih seperti anggota keluarga. Anjing Nabi Yusuf telah memberi makan kepada tuannya ketika beliau berada di dalam sumur sampai beliau ditemukan oleh orang yang berjalan melalui tempat itu. Dikisahkan, kuda seorang Arab yang tewas di medan perang tetap menungguinya selama tiga hari, menjaga mayatnya dari burung pemakan bangkai, sampai ia ditemukan kawannya. Tetapi manusia, yang memiliki kecerdasan terbanyak, memiliki cinta terbanyak secara alamiah. Semua ini menunjukkan bahwa ciptaan telah berevolusi dari mineral ke tumbuh-tumbuhan, dari tumbuh-tumbuhan menjadi kehidupan hewan, dan dari hewan ke manusia, berupa perkembangan cinta secara bertahap. Para Sufi berkata bahwa alasan penciptaan adalah karena Yang Mahasempurna ingin mengetahui diri-Nya, dan melakukannya dengan membangkitkan cinta dari sifat-Nya dan membuatnya menjadi obyek cinta, yang merupakan keindahan. Dengan makna ini, para darwis saling menghormati satu sama lain dengan berkata, "Ishq Allah, Ma'bud Allah" -- 'Allah adalah cinta dan Allah adalah [kekasih] yang dicintai.' Seorang penyair Hindustan berkata, "Hasrat untuk melihat kekasih membawaku ke dunia, dan hasrat yang sama untuk melihat kekasih membawaku ke surga." Karena cinta merupakan sumber ciptaan dan pemelihara nyata dari semua keberadaan, maka, bila manusia tahu bagaimana cara memberikannya kepada dunia di sekelilingnya sebagai simpati, sebagai kebaikan, pelayanan, ia memberi kepada semuanya makanan kepada setiap jiwa yang lapar. Jika orang mengetahui rahasia hidup ini ia akan menguasai dunia dengan pasti. Cinta selalu dapat dikenal di dalam gagasan, ucapan, dan perbuatan orang yang mencintai, karena setiap ekspresinya terdapat kehangatan yang muncul sebagai keindahan, kelembutan, dan kehalusan. Hati yang terbakar oleh api cinta cenderung untuk melelehkan setiap hati yang dijumpainya. Cinta menghasilkan pesona pada pecinta sehingga sementara ia mencintai seseorang, semua mencintai pecinta itu. Magnetisme cinta dijelaskan oleh seorang penyair Hindustan: "Mengapa tidak semua hati dilelehkan menjadi tetesan-tetesan oleh api yang dipelihara hatiku sepanjang hidupku? Karena sepanjang hidup aku meneteskan air mata derita karena cinta, pecinta berkunjung ke kuburku penuh dengan air mata." Untuk mengajarkan cinta, Nabi Isa berkata, "Aku akan membuatmu menjadi pemancing manusia." Jalaluddin Rumi berkata: "Setiap orang tertarik kepadaku, untuk menjadi sahabatku, tapi tak seorang pun tahu apa di dalam hatiku yang menariknya." Cinta itu alami dalam setiap jiwa. Semua pekerjaan dalam hidup, penting atau tak penting, dalam suatu cara cenderung ke arah cinta; karena itu tak seorang pun di dunia yang dapat disebut sepenuhnya tanpa cinta. Cinta adalah sesuatu yang dibawa setiap jiwa ke dunia, tetapi setelah tiba di dunia, orang berperan dalam semua kualitas tanpa cinta. Andai tidak, kita pasti sudah pahit, cemburu, marah, dan penuh kebencian ketika kita lahir. Bayi tak punya kebencian. Anak kecil yang kita sakiti, dalam beberapa menit akan datang dan memeluk kita. Mencintai, memuja seseorang yang berhubungan dengan kita baik dalam hal kelahiran, ras, kepercayaan atau hubungan duniawi lain, datang dari cinta jiwa. Kadang-kadang jatuh cinta pada pandangan pertama, kadang-kadang kehadiran seseorang menarik kita seperti magnet, kadang-kadang kita melihat seseorang dan merasa, "Mungkin aku telah mengenalnya." Kadang-kadang kita berbicara dengan orang lain dan merasakan mudah memahami seolah-olah kedua jiwa saling mengenal. Semua ini berkaitan dengan pasangan jiwa. Hati yang tercerahkan dan cinta lebih berharga daripada semua permata di dunia. Ada berbagai macam hati sebagaimana adanya berbagai macam unsur di dunia. Pertama, hati dari metal perlu lebih banyak waktu dan lebih banyak api cinta untuk memanaskannya, setelah panas ia akan meleleh dan dapat dibentuk menurut kehendak ketika itu, namun kemudian menjadi dingin kembali. Kedua, hati yang terbuat dari lilin, yang segera meleleh ketika bersentuhan dengan api, dan bila mempunyai sumbu ideal, ia akan mempertahankan api itu hingga lilin habis terbakar. Ketiga, hati dari kertas yang dapat menyala dengan cepat ketika bersentuhan dengan api dan berubah menjadi abu dalam sekejap. Cinta itu seperti api. Nyalanya adalah pengorbanan, apinya adalah kearifan, asapnya adalah keterikatan, dan abunya adalah keterlepasan. Api muncul dari nyala, demikian pula kearifan yang muncul dari pengorbanan. Bila api cinta menghasilkan nyala, ia menerangi jalan, dan semua kegelapan lenyap. Bila daya-hidup bekerja di dalam jiwa, itu adalah cinta; bila bekerja di dalam hati, itu adalah emosi, dan bila bekerja di dalam tubuh, itu adalah nafsu. Karena itu orang yang paling mencinta adalah yang paling emosional, dan yang paling emosional adalah yang paling bernafsu, sesuai dengan dataran yang paling disadarinya. Bila ia bangkit di dalam jiwa, ia mencintai; bila bangkit di dalam hati, ia emosional; bila sadar akan tubuh, ia bernafsu. Ketiganya dapat digambarkan dengan api, nyala api, dan asap. Cinta adalah api di dalam jiwa, ia adalah nyala api bila hati dinyalakan, dan ia adalah asap bila ia menjelma melalui tubuh. Cinta pertama adalah bagi diri sendiri. Bila dicerahkan, orang melihat manfaatnya yang sejati dan ia menjadi orang suci. Tanpa cahaya pencerahan, manusia menjadi egois hingga ia menjadi setan. Cinta kedua diperuntukkan bagi lawan jenis kelamin. Bila demi cinta, ia bersifat surgawi; dan bila demi nafsu, ia bersifat duniawi. Bila cukup murni, cinta ini tentu dapat menghilangkan gagasan tentang diri sendiri, tetapi manfaatnya tipis dan bahayanya besar. Cinta ketiga diperuntukkan bagi anak-anak, dan ini merupakan pelayanan pertama bagi makhluk Allah. Memberikan cinta kepada anak-anak, adalah memanfaatkan dengan sebaik-baiknya apa yang dipercayakan oleh Pencipta, tetapi bila cinta ini meluas hingga mencakup seluruh ciptaan Allah, hal ini mengangkat manusia menjadi orang-orang pilihan Allah. Cinta orang tua kepada anak-anaknya jauh lebih besar daripada cinta akan-anak itu kepada orang tuanya, karena semua pemikiran penggunaan tua terpusat pada anak, tetapi cinta anak mula-mula terpusat pada diri sendiri. Muhammad s.a.w. ditanya seseorang, "Cinta siapa yang lebih besar, cinta anak-anak kepada orang tua mereka, atau cinta orang tua kepada anak-anaknya?" Beliau menjawab, "Cinta orang tua lebih besar, karena sementara melakukan semua hal, mereka berpikir bagaimana agar anaknya tumbuh dan bahagia, seolah-olah ia mengharap untuk hidup di dalam kehidupan anak-anaknya setelah ia mati, sementara anak-anak yang saleh berpikir bahwa suatu hari orang tuanya akan mati, dan dengan demikian mereka hanya sebentar dapat melayani orang tua mereka." Orang itu bertanya, "Cinta ayah atau ibu-kah yang lebih besar?" Nabi menjawab, "Ibu. Ia berhak memperoleh penghormatan dan pelayanan, karena surga terletak di bawah kakinya." Cinta orang tua adalah cinta yang paling diberkahi, karena cinta mereka sebening kristal. Tiada daya yang lebih besar daripada cinta. Semua kekuatan muncul ketika cinta bangkit di dalam hati. Orang berkata, "Ia berhati lembut, ia lemah," tetapi banyak orang yang tidak tahu kekuatan apa yang muncul dari hati yang menjadi lembut dalam cinta. Seorang serdadu bertempur di medan perang demi cinta kepada rakyatnya. Setiap pekerjaan yang dilakukan dalam cinta, dilakukan dengan seluruh daya dan kekuatan. Khawatir dan alasan, yang membatasi daya, tak mampu melawan cinta. Seekor induk ayam, meskipun sangat takut, dapat melawan seekor singa untuk melindungi anak-anaknya. Tiada sesuatu yang terlalu kuat bagi hati yang mencintai. Daya cinta menyelesaikan semua urusan dalam hidup sebagaimana daya dinamit yang mengalahkan dunia. Dinamit membakar segala sesuatu, demikian pula cinta: bila terlalu kuat ia menjadi roda pemusnah, dan segalanya menjadi salah dalam hidup pecinta. Itulah misteri yang menjadi penyebab penderitaan hidup seorang pecinta. Namun, pecinta itu mengambil manfaat dalam kedua kasus. Bila ia menguasai keadaan, ia seorang penguasa (master). Bila ia kehilangan semuanya, ia orang suci. Cinta mengatasi [berada di atas] hukum, dan hukum berada di bawah cinta. Keduanya tak dapat dibandingkan. Yang satu dari langit, yang satu dari bumi. Bila cinta mati, hukum mulai hidup. Maka, hukum tak pernah menemukan tempat bagi cinta, demikian pula cinta tak dapat membatasi diri dengan hukum; hukum itu terbatas, dan cinta itu tak berbatas. Seseorang tak dapat memberi alasan mengapa ia mencintai orang tertentu, karena tiada alasan bagi segalanya kecuali cinta. Waktu dan ruang berada di dalam genggaman cinta. Perjalanan ribuan kilometer terasa hanya beberapa meter dalam kehadiran orang yang dicintai, dan beberapa meter terasa ribuan kilometer tanpa kehadirannya. Satu hari berpisah dalam cinta sama dengan seribu tahun, dan seribu tahun bersama kekasih terasa hanya sehari. Bila ada pengaruh yang melindungi di dunia ini, itu tak lain dari cinta. Dalam segala aspek kehidupan, ke mana pun kita mencari perlindungan, motifnya selalu cinta. Tak seorang pun dapat mempercayai suatu perlindungan, betapa pun besarnya, kecuali perlindungan yang diberikan oleh cinta. Kalau seorang raksasa menakuti seorang anak kecil, anak itu akan berkata, "Aku akan katakan kepada ibuku." Daya kekuatan manusia terlalu kecil bila dibandingkan dengan perlindungan cinta yang diberikan ibu kepada anaknya. Cinta dapat menyembuhkan lebih dari apa pun di dunia. Tak ada sesuatu seperti sentuhan seorang ibu ketika anaknya menderita sakit. Tak ada penyembuh yang lebih baik daripada kehadiran orang yang dikasihi bila seorang pecinta sakit. Bahkan anjing dan kucing pun disembuhkan dengan sedikit sentuhan cinta. Untuk membaca pikiran, untuk mengirimkan dan menerima pesan telepati, orang mencoba proses-proses fisik dengan sia-sia. Andai mereka tahu bahwa rahasia semua itu berada di dalam cinta! Seorang pecinta mengetahui semuanya: kesenangan, kesedihan, pikiran dan imajinasi orang yang dicintainya. Tiada ruang atau waktu yang menghalanginya, karena arus telepati secara alami terjadi antara pecinta dan kekasihnya. Imajinasi, pikiran, mimpi dan visi seorang pecinta, semuanya mengungkapkan segala sesuatu tentang obyek yang dicintainya. Konsentrasi, yang merupakan rahasia setiap pencapaian dalam hidup, dan faktor terpenting dalam semua aspek hidup, terutama dalam jalur agama dan mistisisme, merupakan bal yang alami dalam cinta. Orang tanpa cinta akan menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam jalur ini, dan akan selalu gagal untuk memusatkan pikiran mereka pada satu obyek. Tetapi cinta memaksa pecinta, menahan visi tentang kekasihnya di depan pandangannya. Maka pecinta tak perlu berkonsentrasi dalam pikirannya. Cintanya sendiri adalah konsentrasi yang memberinya penguasaan atas semua hal di dunia. Pecinta itu mencapai cintanya dan daya konsentrasi sekaligus. Bila ia tak mencapai obyeknya, maka ia terangkat ke atasnya. Dalam kedua kasus, pecinta itu memperoleh upahnya.

Tiga Prinsip Dalam Bercinta

Dalam menjalani perjalanan cinta tidaklah semudah apa yang kita bayangkan. Perjalanan cinta adalah sebuah perjalanan yang membutuhkan waktu yang lama, butuh keseriusan, dan butuh pengorbanan, karena cinta adalah sebuah titipan sang Ilahi Rabbi yang dianugrahkan kepada seluruh insan di muka bumi tuk menggerakkan roda kehiupan yang penuh dengan duri. Memelihara rasa cinta adalah sebuah kewajiban bagi setiap insan. Sehingga patutlah kita ketahui secara mendalam tentang prinsip-prinsip dalam bercinta. Terdapat tiga prinsip dalam bercinta yaitu mengalami, mengungkapkan, dan memelihara. Mengalami adalah merasakan sesuatu yang baru dalam kehidupan kita. Maka tidak salah kalau orang bijak berkata “ pengalaman adalah guru utama “. Dalam perjalanan cinta prinsip pertama yang harus kita pahami adalah mengalami rasa cinta. Ketika kita sudah mengalami rasa cinta maka kita akan bertanya pada diri kita, darimana rasa cinta itu datang….? Kemana rasa cinta itu kita salurkan….? Bagaimana caranya…..? serta sejuta pertanyaan lainnya yang muncul dari hati kita. Mengungkapkan adalah menterjemahkan rasa yang kita alami dalam sebuah kata-kata yang penuh dengan makna. Kalau kita mengalami rasa sakit maka mulut kita akan mengatakan sakit, kalau kita mengalami rasa enak maka mulut kita akan mengatakan enak, kalau kita mengalami rasa manis maka mulut kita akan mengatakan manis, dan rasa yang lain yang senantiasa kita rasakan setiap detik, setiap menit, setiap jam bahkan seumur hidup, karena apa yang kita rasakan tidak bisa kita bohongi dalam kehidupan kita. Begitupula dengan rasa cinta yang kita alami, hendaknya kita terjemahkan dalam sebuah kata-kata yang penuh dengan makna,kemudian kita ungkapkan rasa cinta yang suci itu kepada orang yang kita cinta. Akan tetapi perlu di ingat bahwa hati-hati dengan kata-kata, karena kata-kata adalah janji, dan janji itu harus ditepati. Memelihara adalah menjaga dan merawat sesuatu yang kita miliki dengan sepenuh hati agar sesuatu itu tetap eksis sesuai dengan hakikatnya. Ketika kita memiliki sebuah bunga dan kita mencintai bunga itu maka kita harus menjaga dan merawatnya agar bunga itu tetap segar. Tentunya banyak cara yang harus kita lakukan, banyak waktu yang harus kita luangkan, dan banyak pengorbanan yang harus kita keluarkan demi memelihara sekuntum bunga yang kita dambakan, karena pengorbanan takkan terelakkan dalam sebuah kehidupan, demi teman agar tak putus berteman maka kita butuh pengorbanan, demi cinta agar tak putus bercinta maka kita juga butuh pengorbanan. Itulah kesimpulan sebait syair yang di ungkapkan oleh seorang Raja Dangdut yaitu H.Rhoma Irama. Bagaimana dengan rasa cinta yang kita miliki…..? Dalam menjalani perjalanan cinta sopasti kita harus memelihara rasa cinta yang kita miliki, rasa cinta yang telah kita ungkapkan melalui sejuta kata yang penuh dengan makna agar jalinan cinta yang kita jalani tetap suci dan kekal abadi, sehingga kita akan menjadi pribadi-pribadi yang suci. Namun semua itu tidak mudah dilakukan tak semudah yang kita ungkapkan, semua itu mebutuhkan perjuangan dan pengorbanan serta kesabaran, karena hidup adalah perjuangan yang tidak lepas dari tantangan dan rintangan. Wallahu A’lam and Good luck ……..!

Temukan cintamu

jatuh cinta pada orang yang sama berkali-kali,terus menerus…sungguh seperti kisah telenovela atau sinetron yang ditayangkan stasiun swasta kita,pun seperti kisah yang aku baca disebuah blog sahabatku.

Mungkinkah sejauh apapun jalan yg tertempuh,jatuh cinta berkali-kali tapi tak kunjung mampu menghapus sebuah nama yg terlanjur tersimpan dipalung hati. jatuh cinta berulang kali meski tak sepenuh hati,tetap menyimpan sebuah ruang yang hanya tertuliskan satu nama. entah kebodohan atau itulah cinta yang sesungguhnya.

Jarak yang tak pernah terjembatani, kisah yg tak pernah mempertemukan mereka dalam jalan yg sama,dan waktu yang tak pernah berdamai entah mengapa tak cukup menghapus setitik pesona yang pernah begitu alami keluar dengan tanpa alasan. ketika mata mereka beradu pandang disebuah angkutan kota,dan berinteraksi sekedarnya dalam pertemanan ternyata cukup mengubah sekian tahun kehidupan nya.

Sebuah nama yang menghadirkan rindu yang tak pernah habis, debar yang tak pernah hilang meski selembut halimun berkelebat dalam ingatan,dan apapun yang terbawa angin dalam perjalanan hidup yg mengantarnya pada secuil kenangan di masa lalu. Sanggup membuatnya duduk terdiam tanpa melakukan apapun, setiap tahun membisikan kalimat selamat ulang tahun meski tak pernah tersampaikan.

Apa yang membuat dia begitu erat menggenggam kenangan,bahkan mungkin sosok pemilik tatapan matahari itu tak pernah menyadarinya ! sosok yang sangat biasa untuk seseorang yg istimewa sepertimu,setidaknya itulah yang mereka ucapkan ketika menyadari kebodohanmu dari menyimpan kenangan.

Bukankah kau takkan pernah mampu berlari dan mengejar sekian ketertinggalanmu jika kau terus menerus menoleh lewat kaca spionmu ? Gunakan ketika kesakitan untuk bertahan,bukan terus menerus menatapnya hingga kau tak kunjung sampai pada akhir perjalanan jiwamu. Tidakkah lelah….tidakkah sepi,mencari aroma cinta yang sama pada setiap hati yang mencoba menyentuhmu ? lalu menyadari rasa itu takkan pernah sama dan terulang.

Tuhan selalu tahu setiap kekuatan yang dimiliki mahluk ciptaanNya,DIA maha tahu apa yang paling dibutuhkan setiap umatNya. Terkadang apa yang kita butuhkan bukanlah apa yang kita inginkan,kita tidak menyadarinya sejak awal tapi Tuhan maha tahu.

Aku mencari pelajaran dari kesakitanmu menunggu,aku mencoba memahami dari menahan rindu pada sesuatu bahkan ketika secuil bayangannya pun tiada. Mungkinkah ini hanya rasa ego karena mencintainya tapi tak mampu mendapatkannya. Mungkinkah ini cinta ? sedang cinta butuh keberadaan, butuh menjadi sesuatu,butuh approval,butuh di sirami dengan adanya dia dan kamu dalam jalan yang sama,dalam perjalanan yang sama.

mungkinkah cinta sanggup bertahan ditengah keringnya ladang tandus,tanpa melihat seberapa besar cinta dijaga dan ditumbuhkan. mungkinkah cinta cukup dirasa tanpa bisa meskipun sekedar menatap bening matanya, hangat jemarinya.

Entah,…..

Aku rasa, aku sama naifnya denganmu… cinta tidak harus memiliki hanya ucapan mereka yang tidak memiliki kekuatan untuk mendapatkan cinta yg mereka inginkan. kadang kala tidak memiliki kekuatan tidak sama dengan tidak adanya kesempatan.

kamu masih memiliki kekuatan untuk mendapatkan,berbeda dengan tidak adanya kesempatan bukan ? temukan cinta yang paling kau inginkan sebelum kau kehilangan kesempatan.

* berbagi dengan sahabat terkadang menghadirkan inspirasi… ini untukmu yang sedang mencari cinta.

Temukan cintamu

jatuh cinta pada orang yang sama berkali-kali,terus menerus…sungguh seperti kisah telenovela atau sinetron yang ditayangkan stasiun swasta kita,pun seperti kisah yang aku baca disebuah blog sahabatku.

Mungkinkah sejauh apapun jalan yg tertempuh,jatuh cinta berkali-kali tapi tak kunjung mampu menghapus sebuah nama yg terlanjur tersimpan dipalung hati. jatuh cinta berulang kali meski tak sepenuh hati,tetap menyimpan sebuah ruang yang hanya tertuliskan satu nama. entah kebodohan atau itulah cinta yang sesungguhnya.

Jarak yang tak pernah terjembatani, kisah yg tak pernah mempertemukan mereka dalam jalan yg sama,dan waktu yang tak pernah berdamai entah mengapa tak cukup menghapus setitik pesona yang pernah begitu alami keluar dengan tanpa alasan. ketika mata mereka beradu pandang disebuah angkutan kota,dan berinteraksi sekedarnya dalam pertemanan ternyata cukup mengubah sekian tahun kehidupan nya.

Sebuah nama yang menghadirkan rindu yang tak pernah habis, debar yang tak pernah hilang meski selembut halimun berkelebat dalam ingatan,dan apapun yang terbawa angin dalam perjalanan hidup yg mengantarnya pada secuil kenangan di masa lalu. Sanggup membuatnya duduk terdiam tanpa melakukan apapun, setiap tahun membisikan kalimat selamat ulang tahun meski tak pernah tersampaikan.

Apa yang membuat dia begitu erat menggenggam kenangan,bahkan mungkin sosok pemilik tatapan matahari itu tak pernah menyadarinya ! sosok yang sangat biasa untuk seseorang yg istimewa sepertimu,setidaknya itulah yang mereka ucapkan ketika menyadari kebodohanmu dari menyimpan kenangan.

Bukankah kau takkan pernah mampu berlari dan mengejar sekian ketertinggalanmu jika kau terus menerus menoleh lewat kaca spionmu ? Gunakan ketika kesakitan untuk bertahan,bukan terus menerus menatapnya hingga kau tak kunjung sampai pada akhir perjalanan jiwamu. Tidakkah lelah….tidakkah sepi,mencari aroma cinta yang sama pada setiap hati yang mencoba menyentuhmu ? lalu menyadari rasa itu takkan pernah sama dan terulang.

Tuhan selalu tahu setiap kekuatan yang dimiliki mahluk ciptaanNya,DIA maha tahu apa yang paling dibutuhkan setiap umatNya. Terkadang apa yang kita butuhkan bukanlah apa yang kita inginkan,kita tidak menyadarinya sejak awal tapi Tuhan maha tahu.

Aku mencari pelajaran dari kesakitanmu menunggu,aku mencoba memahami dari menahan rindu pada sesuatu bahkan ketika secuil bayangannya pun tiada. Mungkinkah ini hanya rasa ego karena mencintainya tapi tak mampu mendapatkannya. Mungkinkah ini cinta ? sedang cinta butuh keberadaan, butuh menjadi sesuatu,butuh approval,butuh di sirami dengan adanya dia dan kamu dalam jalan yang sama,dalam perjalanan yang sama.

mungkinkah cinta sanggup bertahan ditengah keringnya ladang tandus,tanpa melihat seberapa besar cinta dijaga dan ditumbuhkan. mungkinkah cinta cukup dirasa tanpa bisa meskipun sekedar menatap bening matanya, hangat jemarinya.

Entah,…..

Aku rasa, aku sama naifnya denganmu… cinta tidak harus memiliki hanya ucapan mereka yang tidak memiliki kekuatan untuk mendapatkan cinta yg mereka inginkan. kadang kala tidak memiliki kekuatan tidak sama dengan tidak adanya kesempatan.

kamu masih memiliki kekuatan untuk mendapatkan,berbeda dengan tidak adanya kesempatan bukan ? temukan cinta yang paling kau inginkan sebelum kau kehilangan kesempatan.

* berbagi dengan sahabat terkadang menghadirkan inspirasi… ini untukmu yang sedang mencari cinta.

Aku hanya inginkan senja

Aku hanya inginkan senja,

karena pagi yang cerah kini tak lagi memberikan kehangatannya …..

Aku hanya inginkan senja, karena siang yang penuh pelangi kini tak kunjung membuatku penuh warna …..

Aku hanya inginkan senja, karena rembulan malam yang bersinar terang kini tak lagi ditaburi gemintang …..

Aku hanya inginkan senja,

agar aku bisa menghilang dalam pekatnya malam ……

Aku hanya inginkan senja!!!…

*dalam bingkai kenangan*

By. Imajinasi Senja

Waktu

Bukan waktu yang akan menyembuhkan segala luka dan rasa sakit,….tapi menyembuhkan luka dan kesedihan membutuhkan waktu.

Akh,...CiNta

Aku pernah ingin menjadi partikel terkecil, agar kau tak pernah menemukan aku... menjadi abu dan udara yg tak mampu kau lihat, bahkan menjadi serangga kecil, Aku terus merasakan kau datang dan mencariku, sejauh aku bersembunyi, semudah itu kau menemukanku. Aku masih arogan, berpaling muka... mengunci hati, dan kau terus saja bercerita tentang hari-hari berwajah jingga, laksana pelangi warna-warni kau merangkai hari. mencari celah menemukan kelelahanku berlari, memberi semua cinta yang tak kuminta. Air matamu kutemukan senja itu,... Aku jatuh,... Pada kepasrahanmu membebaskan ku, pada kerelaanmu memaafkanku, Meskipun tanganku merengut nyawamu, kau tetap setia tanpa harus menghisap darah manisku. Aku luluh,... entah apakah ini cinta sejati,yang aku tahu aku luluh pada cintamu yang besar. " cinta selalu menyembuhkan baik yg memberi maupun yang menerima "

Saturday, August 20

Bantu Aku Menulis Kata Cinta

Karya: Huda M Elmatsani

Bantu aku menulis kata cinta, sunyiku pada pena. Sebingkai meja berwarna coklat kelu dan berdebu seakan lautan kata yang beku dalam dingin suhu. Sepucuk kertas membentuk perahu, di layarnya teruntuk namamu. Pena itu kembali menggigil, menggoreskan kegelisahan: Aku cinta padamu. Hanya genangan tinta terbentuk seperti teluk melayarkan katakataku ke samudera peluk.

Bantu aku menulis kata cinta dengan sinar matamu agar kutemukan nyala dalam unggun kata atau jadilah rembulan di rantingranting aksara mengganti tikaman gelap dengan romantika remang. Biarkan kuikatkan samarsamar cahayamu menyatukan sejuta kalimat dalam lembarlembar puisi. Lalu senyummu kujadikan majas Agar makna semakin jelas membebaskan cinta dari pernyataan yang tak pernah tuntas.

Atau, jadilah kamu laut yang dalam dan biru mengganti kalimatku yang dangkal dan berbatu. Kuseberangi selat bibirmu, mengembara hingga palung jiwamu. Laguna yang teduh berangin Sebuah jalan setapak membelah ombak. Ombak di matamu.

Zayyine, kukenali tulisan di matamu yang teduh dan gemuruh.

Friday, August 19

Apakah Cinta Itu Memang Cinta yang Sesungguhnya?!

Cinta sering diungkapkan. Cinta sering diutarakan. Cinta juga sering diumbar dan digembar-gemborkan. Pernahkah cinta yang ada pada diri sendiri itu dipertanyakan?! Benarkah itu memang cinta yang sesungguhnya?!

Sebuah rumah di tengah hutan belantara adalah impian para pengembara. Tidak perlu besar namun cukup. Tidak harus mewah namun nyaman. Menjadi tempat berteduh dan singgah, siapapun yang membutuhkannya. Rumah yang senantiasa selalu ada sepanjang masa dan waktu.

Semua boleh datang tanpa harus ada sungkan ataupun segan. Semua boleh memberi dan juga diberikan. Besar kecil kuat lemah bukanlah perbedaan. Satu untuk semua, oleh semua dari semua dan untuk semua.

Mimpi pun dirajut. Cinta para pengembara pun bertaut. Rumah impian ingin diwujudkan bersama. Cintalah yang menyatukan semuanya. Cinta jualah yang menjadikan semuanya.

Sedikit demi sedikit rumah dibangun. Cepat atau lambat bukanlah yang membuat rumah ini bisa terwujud dan menjadi indah. Merasakan setiap proses pembangunannya itulah yang menjadikannya indah. Semua adalah semua. Biarlah semua merasakan dan meresapinya sepenuh hati dan jiwa. Bahkan sampai ke setiap celah dan relung di dalam jiwa dan sanubarinya.

Kesalahan dan kekeliruan adalah bagian dari proses yang justru seharusnya menguatkan cinta. Cinta yang memang sesungguhnya., sehingga tidak perlu ada yang harus ditutupi ataupun dibuat pembenaran. Tidak juga dijadikan senjata untuk menjatuhkan dan meruntuhkan dengan mengatasnamakan semua namun tidak sesungguhnya demikian. Semua adalah untuk semua. Semua bukanlah hanya untuk satu pengembara atau sekelompok pengembara tertentu saja.

Perbedaan pendapat bagaimana seharusnya rumah itu dibangun sangatlah membantu. Apalagi bila bukan hanya menyaksikan lalu mengkritik dan memberi komentar tanpa memberikan masukan ataupun solusi. Apalagi juga bila bukan hanya untuk menjadi bahan cemoohan ataupun tertawaan. Terutama lagi bila memang cinta itu memang benar-benar ada, di mana semua untuk semua itu memang benar adanya.

Kritik dan komentar bisa menjadi membangun bila memang berdasarkan cinta dan memang juga memiliki tujuan yang sama. Menolak kritik dan komentar bukanlah sikap yang bijaksana, namun mengkritik dan mengomentari tanpa cinta yang sesungguhnya tidak akan pernah membuat siapapun yang berusaha membangun rumah itu bisa menyelesaikannya. Lemah pun salah, tegas pun kaku?! Bahkan bertanya pun menjadi salah dan harus dibatasi?! Apa sebetulnya yang diinginkan?! Apa benar memang ingin membangun rumah itu bersama-sama ataukah memang memiliki cinta yang sedemikian besarnya sehingga bisa dan mampu membangunnya sendirian?! Bila memang merasa mampu untuk membangunnya sendirian dan atau dengan sekelompok pengembara saja, kenapa tidak?! Bangunlah!!!

Memberi dan menerima adalah cinta. Bila memang cinta itu benar adanya, mengapa cinta yang diberikan itu dipertanyakan?! Kenapa cinta itu tidak diterima?! Kenapa cinta itu juga tidak diberikan?! Di mana juga cinta itu menjadi berada?!

Mengisi dan saling mengisi. Memberi dan saling memberikan. Menerima dan saling menerima. Menghargai dan saling menghargai. Membangun dan saling membangun. Menghormati dan saling menghormati. Itulah yang merupakan cinta dalam mewujudkan mimpi.

Perdebatan bukan hanya menjadi sekedar perdebatan namun ada yang bisa untuk memberikan manfaat untuk rumah itu. Kerja dan proses mengerjakannya adalah yang seharusnya dihargai. Perdebatan bukan pada apa yang telah dikerjakan namun pada apa yang dipikirkan. Bila memang belum bisa membedakan mana hasil kerja dan mana hasil buah pikir, memang akan sulit untuk membangun rumah ini menjadi terbangun. Diberikan kerja pun tidak mau, tidak bisa, dan tidak merasa mampu, namun bila dibantu dan diajarkan juga menolak. Dikritik dan dikomentari pun marah besar. Sekali lagi, apa yang sebenarnya diinginkan?!

Pengembara yang ingin semuanya sadar dan menyadarinya pun mengambil langkah untuk bisa melihat semua impian itu menjadi lebih jelas. Tanpa ada ambisi ataupun niat untuk menjadi penguasa ataupun berkuasa namun memang benar-benar berdasarkan segala cinta yang dimiliki agar rumah itu bisa menjadi nyata. Apa pengembara itu lari dan pergi menjauh serta meninggalkan semua mimpi itu?!

Cinta pun dipertanyakan kembali justru pada saat kesadaran itu muncul. Menguji dengan mencoba menarik kembali sang pengembara. Lupa bahwa cintanya itulah yang membuatnya melakukan ini semua. Segala cinta yang ada diberikan untuk menghilangkan segala perbedaan atas kedudukan dan juga mengajarkan bahwa ambisi pribadi akan merusak impian ini.

Bila memang cinta itu benar ada dan memang ingin diberikan, kenapa tidak mengisi tempat pengembara itu?! Meneruskan perjuangan untuk mewujudkan mimpi semua itu. Cobalah untuk menjadi pengembara itu dan merasakannya sendiri agar tahu persis apa yang harus dihadapi. Belajar untuk berpikir dan bekerja dalam situasi yang sama. Belajar untuk tidak hanya menilai tetapi juga merasakan dalam arti yang sesungguhnya. Berikan yang lebih baik dari yang sebelumnya pernah ada.

Memberikan juga kesempatan kepada pengembara itu juga untuk memberikan lebih banyak lagi cinta yang dimilikinya. Mengajarkan kepada semua hal yang lain lagi agar semua bisa terus belajar dan belajar. Memberikan contoh dan juga masukan dengan segala cinta yang dimilikinya agar rumah itu bisa menjadi nyata dan semakin indah. Memberikan dorongan agar rumah itu bisa terus ada dan semakin mempesona. Pernahkah terpikirkankah apa yang terjadi bila rumah itu jadi lalu kemudian cinta yang ada bukanlah cinta yang sesungguhnya dan terus berlanjut?! Akankan mimpi itu benar-benar nyata?! Ataukah hanya akan menjadi sebuah kenyataan yang semu?!

Rumah di tengah hutan belantara itu memang masih merupakan impian. Namun impian itu bukan mimpi kosong pemimpi di siang bolong. Semua mimpi adalah nyata bila memang mau terus diperjuangkan. Bila juga memang dibangun berdasarkan cinta yang sesungguhnya. Bukan hanya sekedar cinta yang diumbarkan dan digembar-gemborkan dengan sepenuh hati. Namun cinta di dalam hati yang memang benar-benar ada dan bisa dirasakan dan didirikan oleh semua dan untuk semua.

Mempertanyakan cinta yang ada pada diri sendiri apakah benar itu cinta yang sesungguhnya memang tidak mudah. Lebih mudah menilai dan menghukum cinta yang lainnya. Bila memang rumah itu ingin terwujud, biarlah cinta yang sesungguhnya itulah yang membangunnya.

Aku दान Catatanku

Bohong jika ku tulis ini hatiku tak tergetar ketika melihat fotomu...

Lembar demi lembar bolak-balik ku pandangi dirimu utuh dengan berbagai pose,

Subhanallooh..Sungguh memang indah dirimu.

Siapakah lelaki yang beruntung itu...

Yang bisa melihatmu sekian waktu dan menikmati keindahanmu utuh,

Andai itu aku..Tentu saja kau tidak akan bisa bahagia,

Dan tentu saja yang bahagia adalah orang yg sungguh-sungguh mencintaimu dan kau pun begitu.

Aku memang mengagumimu...

Sebatas itu,aku memang terpesona dengan kecantikanmu.

Tuhan benar-benar Maha Indah dan Maha Sempurna..

Kesempatan melihatmu adalah rasa indah yang menyenangkan bagiku...

Thursday, August 18

Sketsa Hati dalam Secangkir Senja

Saturday, October 9th, 2010

Karya: Huda M Elmatsani

Awan tipis tersapu angin, seakan handuk terlepas meninggalkan gemas pada tubuhmu, kurasakan udara yang ditinggalkan hujan. Mentari di celah jendela kaukah yang membawanya. Deras sinarnya seperti darah menghanyutkan degup rindu di serambi jantungku.

Senampan senja kausuguhkan, lentik jemarimu indah tatap matamu tak sanggup kugubah, jejakmu sumringah dalam hangat yang terperangkap racikan daunan teh seputik melati menepi di pinggir cangkir menyengatkan wangi di bibir. Dan senyummu kuseruput tanpa akhir.

Cinta bergetar di tengah Oktober lengkung alismatamu memayungi senja hujan aku menghangatkan diri di matamu pada sinarmatamu anggun, pada sunyi yang unggun pada sketsa hatimu yang mengambang di secangkir senja yang rembang.