Saturday, December 17

Pena diatas noda airmata

seolah lelah ku tertahan ketika semua tak lagi menjadi beban

hanya segaris resah ketika siang mulai tertelan

aku datang dengan desah dan hanya desah

hanya sebagai manusia yang penuh rasa susah

selayang sesaat dalam benam ketika malam

coba kutatap sang surya yang mulai tenggelam

sang bulan sungsang datang menyelam

menunggu harap diantara bintik terang kunang-kunang

bayang pucuk tergambar gerak sang ilalang

aku datang.....berisik sang bintang

mulai merayap jejak tak bersayap

menorehkan sunyi nyanyi sang senyap

dingin menggerayang diantara sisi gelap

aku berselimut kenang diantara kosong tatap

rindu dalam benak mulai tak terelak

bayang itu menggeliat mulai tampak

apa aku harus menjadi gila karena rindu yang terbelalak

apa aku tak mampu mengelak

dan selalu bising dalam masa lalu yang tertawa galak

kusentuh pena dan mulai ku tulis dengan rasa

sebuah cerita cinta tentang dia

dalam gelap setiap tanya aku berharap

apa aku mampu menulis kembali setiap cerita

dengan pena dan kertas penuh noda

dari cerita cinta berujung air mata

tertulis dengan ujung pena kisah nyata

diatas kertas noda tetes air mata

kutulisakan untukmu dalam setiap inginku

dalam hangat peluk bayang setiap rasa kenangku

dengan lembut meraba setiap hangatmu

dan dalam setiap tulisku untukmu

kuucap sayang dengan setiap desahan nafas rinduku padamu

kutatap setiap senyummu dengan setiap detak bunyi jantung ini

ku lumat setiap kecap kata

ku belai bibirmu dengan lembut setiap kataku

kusentuh dengan setiap manis kecap atap langit rasamu

meski harus ku masukan ujung lidahku ke bara setiap rasa

menyentuh setiap harum nafasmu

saat batas mulut ini mengadu dalam setiap rasa rindu

aku hanya ingin katakan aku cinta padamu

meski semua ini hanya mampu terucap dalam bayang rinduku

bawa rindumu dan datanglah kedalam istana setiap rasaku

dan menari dalam balut rindu rasa tulusku

saat itu aku ijinkan kau meneteskan air matamu

air mata rindu dan kasih sayangmu padaku

bukan tetes air derita karena merindukan hadirku

ranum senyum kutatap diantara embun

aku mulai mengenal sosokmu yang anggun

ku bawa dan ku kenal dalam setiap canda melantun

aku selau terbawa setiap celoteh dalam tegun

mengalun setiap rindu

aku mengalir dalam bisik sang mimpi

menggaris setiap ragu

aku terusik saat rasa mulai jauh berlari

membeku dalam rayu

aku tak lagi mampu..

terjatuh dalam bisu

aku tak lagi mampu..

setiap kataku kaku seolah terpasung

setiap rasa ku mulai berbulir

terbawa suasana hening mengalir

menuju hilir rasa hatimu

berlabuh di pinggir setiap rasa rinduku

kau datang padaku

kau kembali untukku

Diterbitkan di: 26 September, 2011

KEMBANG TERASING

  • Kita seumpama malam-malam tanpa api yang kita hendak memeluk-meluk sepi yang kita hendak merenda-renda mimpi seumpama kita datang dari dunia tanpa puisi Kau, seumpama kembang terasing di pulau asing sementara aku seperti kumbang asing di pulau terasing kau dan aku suka sekali menanam rindu menyemai debar-debar lewat getar suara tak dikenal Terkadang kita mampu menitip kabar lewat angin lewat celah-celah mimpi tanpa judul entah mengapa pesan sering tak sampai padahal badai tak menyapa sampan Yang pasti, aku tak pernah ragu pada lekuk jejakmu tak pernah bimbang pada liuk senyummu yang kau patri di dinding-dinding hatiku setiap malam meski tanpa api Maka, kunanti saja kau hingga nanti waktu yang telah kita tetapkan janji

Cinta Tertunda

Cintamu menunda hadirnya di hatiku kemarin kau hanya mengirim hujan, selembar salam dan seuntai teka-teki ini kali pertama aku menanti ya sudi menanti sebab cintamu memang teka-teki yang harus kupecahkan di dingin malam tentu saja tanpa kamu Apa sebab kau memintaku menunggu? tentu bukan karena kau merubah haluan hatimu kan? atau ada kelebat lain yang lebih gagah dari pada aku? atau ada khilafku yang menyembilu di tepi hatimu mungkin aku tak menyediakan waktu untuk menangis cintamu hanya tertunda datangnya tak dapat diterka mungkin cintamu tersangkut di hati yang berenda atau aku yang tak merasakan hadirnya? Cinta tertunda menyimpan sebingaki tanya.. atau sebongkah luka?

sebab

sebab aku adalah puing-puing yang hancur sebab aku adalah getar-getar yang tak mendebar sebab aku terdampar sebab aku terombang ambing dan selanjutnya sebab aku sebab sebab kau adalah dermaga sebab kau adalah ombak yang menampar sebab kau adalah petir yang menyambar dan seterusnya sebab kau sebab sebab kita adalah kapal dan lautan yang luas sebab kita adalah pepasir dan tetumbuhan pelipur dahaga sebab kau pelipur dukaku sebab pantaiku sepi tanpa perahumu sebab bungaku menunggu petikmu sebab bibirmu menunggu ucapku sebab kau sebab aku sebab kita

Friday, December 16

jangan kau lupakan aku

Sayang…. Dikala mentari terbenam Aku masih ada di sampingmu Kala hujan turun Ku payungi dirimu dengan sejuta kasih Sayang…. Dapatkah prasaan ini kau rasakan Mungkinkah hatimu kini membeku Sehingga kau tak peduli lagi denganku Sayang….. Cinta ini kan selalu ada untukmu Walaupun kau sakiti aku Lebih dari apapun Hanya satu yang ku pinta Kasih…. Jangan pernah kau lupakan aku

Monday, December 12

Rindu Meski Ia Tak Rindu,,

3 jam lagi,, mentari kembali ke peraduan indahnya. dan aku,, hanya bisa menunggu untuk menikmatinya. di tempat ini aku menenggelamkan kisah yang tak berujung.

ironi memang ketika aku harus menunggu dirimu terlalu absurd ketika cinta yang kumiliki hanya semu bagimu aku lelah namun tampaknya hatiku lebih lelah melihat tingkahmu

oohh neptunus,, penguasa segala lautan,, kubawa rindu ini kepadamu,, kan kutenggelamkan rinduku,, kutenggelamkan separuh hatiku,

agar tak berbekas, tak memiliki jejak, dan tak pernah kembali,,

karena rindu ini hanya aku yang punya, dirinya tidak
Syamsul Rizal ( Kuala Enok )
Adrian Maha Rizhi ( Kuala Enok )

Terima kasih untuk semua cerita, terima kasih untuk semua cinta yang telah tercurahkan untukku.

Langkahku hari ini akan aku bawa ke sebuah padang harapan yang luas dimana banyak hal baru dan keindahan baru yang akan ada untukku selalu.

Mungkin suatu saat kesemuan ini bisa jadi keniscayaan atau mungkin hanya akan tersimpan dalam mimpi dan angan, tapi aku tahu inginku tetap bermuara pada hatimu

Terima kasih … terima kasih kasih anganku … cinta ini akan selalu tersimpan untukmu

Untukmu yang terdalam

Wahai nyanyian jiwa yang tak terucap, yang menuliskan syair-syair rindu berbingkai nada pilu Aku ingin mengungkapkan rahasia sepotong hati yang terukir lembut diantara senandung sepi
Kudengar, Suara syahdu hembusan angin membawa kerinduan dari dia yang jauh tak terraih Bibirku ingin berkata Tapi tak satu aksara pun mengalir

Wahai sang pelantun melodi sembilu Adakah langit bersuara Pada cinta yang sederhana Pada kasih yang memuja Harap ini tak berbatas Kasih ini tak berujung

Jika boleh … ingin ku ketuk pintu langit akan ku buka tabir surga yang membawa rahasia sampai diujung masa Akan kutanya awan-awan yang bermanja dengan cahaya malam Adakah dia tahu Jalanku menuju ke penantianmu

Wahai surya yang perkasa Aku ingin dia mendengar dari kalbu yang jujur

Demi waktu yang kuasa Demi bumi yang menua bahwa Bahagia ini miliknya Senyum ini miliknya

Wahai kekasih anganku Seindahnya semesta tak kan menggantikan indahmu Sekuatnya badai tak kan sekuat rasaku

Wahai kamu yang menguasai hatiku Aku menunggumu