Saturday, September 29

CINTA ..... ? ( RABIATUL ADAWIYAH )

Cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan; manakala kebencian membawa kepada kemusnahan.
 
Tuhan memberi kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah namanya Cinta.
 
Ada 2 titis air mata mengalir di sebuah sungai. Satu titis air mata tu menyapa air mata yg satu lagi,” Saya air mata seorang gadis yang mencintai seorang lelaki tetapi telah kehilangannya. Siapa kamu pula?”. Jawab titis air mata kedua tu,” Saya air mata seorang lelaki yang menyesal membiarkan seorang gadis yang mencintai saya berlalu begitu sahaja.”
 
Cinta sejati adalah ketika dia mencintai orang lain, dan kamu masih mampu tersenyum, sambil berkata: aku turut bahagia untukmu.
 
Jika kita mencintai seseorang, kita akan sentiasa mendoakannya walaupun dia tidak berada disisi kita.
 
Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.
 
Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan rasa suka dimulai dari telinga. Jadi jika kamu mahu berhenti menyukai seseorang, cukup dengan menutup telinga. Tapi apabila kamu Coba menutup matamu dari orang yang kamu cintai, cinta itu berubah menjadi titisan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam jarak waktu yang cukup lama.
 
Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan.
 
Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia , lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya . Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya.
 
Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas kurniaan itu.
 
Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat -Hamka
 
Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat.
 
Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.
 
Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu. Hanya untuk menemukan bahawa pada akhirnya menjadi tidak bererti dan kamu harus membiarkannya pergi.
 
Kamu tahu bahwa kamu sangat merindukan seseorang, ketika kamu memikirkannya hatimu hancur berkeping.
Dan hanya dengan mendengar kata “Hai” darinya, dapat menyatukan kembali kepingan hati tersebut.
 
Tuhan ciptakan 100 bahagian kasih sayang. 99 disimpan disisinya dan hanya 1 bahagian diturunkan ke dunia. Dengan kasih sayang yang satu bahagian itulah, makhluk saling berkasih sayang sehingga kuda mengangkat kakinya kerana takut anaknya terpijak.
 
Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu sepenuh hati, sehinggalah kamu kehilangannya. Pada saat itu, tiada guna sesalan karena perginya tanpa berpatah lagi.
 
Jangan mencintai seseorang seperti bunga, kerana bunga mati kala musim berganti. Cintailah mereka seperti sungai, kerana sungai mengalir selamanya.
 
Cinta mampu melunakkan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta !
 
Permulaan cinta adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kamu temukan di dalam dirinya.
 
Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setitis embun yang turun dari langit,bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus,tumbuhlah oleh kerana embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur,di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji.~ Hamka
 
Kata-kata cinta yang lahir hanya sekadar di bibir dan bukannya di hati mampu melumatkan seluruh jiwa raga, manakala kata-kata cinta yang lahir dari hati yang ikhlas mampu untuk mengubati segala luka di hati orang yang mendengarnya.
 
Kamu tidak pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. namun apabila sampai saatnya itu, raihlah dengan kedua tanganmu,dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya
 
Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut ke mulut tetapi cinta adalah anugerah Tuhan yang indah dan suci jika manusia dapat menilai kesuciannya.
 
Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak. Bukan cinta namanya jika perasaan tidak pernah terluka. Bukan kekasih namanya jika hatinya tidak pernah merindu dan cemburu.
 
Bercinta memang mudah. Untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh.
 
Satu-satunya cara agar kita memperolehi kasih sayang, ialah jangan menuntut agar kita dicintai, tetapi mulailah memberi kasih sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan.

Thursday, September 13

Mencintai Karena Dia

Memilihmu…
Bukan karena engkau diantara beberapa pilihan
Bukan karena aku pantas memilihmu

Tapi karena Dia berkehendak engkau untukku

Mencintaimu…
Aku tak mampu terlalu mencintaimu
Karena engkau hanyalah sebuah titipan
Karena Dia aku belajar mencintaimu
Karena ridho-Nya aku menerima kurang dan lebihmu
Karena engkau milik-Nya, aku tak mampu memintamu lebih mencintaiku

Aku tak mampu terlalu mencintaimu
Tapi aku yakin engkau tahu
Sebesar apa cintaku padamu
Sekuat apa taatku padamu
Sebanyak apa usahaku untuk meraih ikhlasmu
Hanya sebatas itu cintaku padamu
Tak melebihi cintaku pada sang Pemilik cinta

Wednesday, May 2

MELINGKAR ADALAH MENYULAM CINTA MELINGKAR ADALAH KITA…


Di sini kita pernah bertemu
Mencari warna seindah pelangi
Ketika kau menjulurkan tanganmu
Membawaku ke daerah yang baru
Dan hidupku kini ceria

Lagu tersebut adalah lagu lama yang tiba-tiba menjadi ingin sekali bagiku, beberapa waktu lalu, untuk sering melantunkannya. Bahkan, sampai suatu ketika ada seorang ikhwah berkata “itu kan lagu jadul, ngapain masih engkau nyanyikan”, dan tetapi aku tetap tak mempedulikannya. Ya karena lagu ini mengingatkanku pada satu hal, atau tepatnya tiga hal. Tentang cinta, iman, dan ukhuwah. Dan sahabat, malam ini, ingin sekali aku berbagi denganmu. Berbicara tentang tiga hal itu, cinta, iman dan ukhuwah. Tiga hal yang saling terkait, yang saling membutuhkan. Dan tiga hal itulah yang membuat generasi terbaik , para salafushalih mampu menuju peradaban tertinggi.
Mari kita bicarakan mulai yang pertama, tentang cinta sejati, yang katanya orang-orang indah, dan memang benar cinta sejati itu indah, seperti cintanya Muhammad pada ummatnya, yang sangat mengharukan. Yang ketika itu, sang penyair bernama Iqbal berkata “Kalau aku adalah Muhammad,” kata Iqbal, “aku takkan turun kembali ke bumi setelah sampai di Sidratul Muntaha.”Iqbal barangkali mewakili perasaan kita semua, siapa yang tidak ingin berdekatan dengan Allah, di langit ketujuh, di Sidratul Muntaha, terlalu menggoda untuk ditinggalkan apalagi untuk sebuah kehidupan penuh darah dan air mata di muka bumi. Dua kehidupan yang berbeda samasekali. Tapi Sidratul Muntaha bagi Muhammad adalah bukan terminal penghentian. Maka Sang Nabi turun ke bumi juga akhirnya. Menembus kegelapan hati ummatnya dan menyentuhnya dengan lembut, lalu kemudian menyalakannya kembali dengan api cinta.
Cintalah yang menggerakkan langkah kakinya turun ke bumi. Cinta juga yang mengilhami batinnya dengan kearifan saat ia berdoa setelah anak-anak Thaif melemparinya dengan batu sampai kakinya berdarah: “Ya Allah, beri petunjuk pada umatku, sesungguhnya mereka tidak mengetahui.” Seperti juga cinta menghaluskan jiwanya sebelas tahun kemudian, saat ia membebaskan penduduk Mekah yang ia taklukkan setelah pertarungan berdarah -darah selama dua puluh tahun: “Pergilah kalian semua, kalian sudah kumaafkan,” katanya ksatria. Ah, memang seperti itulah cinta. Cinta itu indah. Dan Sang nabi telah membuktikannya. Lalu mengapa saat ini, banyak orang mengatasnamakan cinta, tetapi seiring dengan itu, hanya penderitaan lah yang didapat. Seperti kisah Laila Majnun, seperti kisah Romeo dan Juliet. Seperti kebanyakan orang saat ini, yang hilang nafsu makannya hanya karena diputus sang kekasih, yang rela meneguk satu botol baygon hanya karena ditinggal sang kekasih. Sebegitu tragiskah cinta mengajari kita? Lalu mengapa sang Nabi dengan cintanya telah sukses, membawa Islam ke puncak peradaban. Satu kesimpulan, berarti ada yang salah dengan makna cinta itu. Dan untuk selanjutnya, mari kita bincangkan lagi.
Ya, ada yang salah dengan cinta orang-orang itu. Cinta yang tak berlandaskan iman. Maka ada dua perbedaan di sini. Cinta dengan dan tanpa Iman. Mari kita bicarakan tentang Iman dan cinta. Karena kita tidak akan mungkin meraih kebahagiaan hakiki tanpa keduanya, atau kita mengabaikan salah satunya. Kita tidak akan pernah sampai kepada titik keimanan tertinggi, kecuali dengan cinta. Begitu pula sebaliknya, kita tidak akan pernah meraih cinta yang sejati, tanpa iman sebagai dasarnya. Seperti kata Ustadz Anis Matta dalam serial Cinta.
Iman itu laut, cintalah ombaknya.
Iman itu api, cintalah panasnya.
Iman itu angin, cintalah badainya.
Iman itu salju, cintalah dinginnya.
Iman itu sungai, cintalah arusnya.
Begitu erat hubungan antara keduanya. Iman dan cinta. Pohon Iman tidak akan pernah tumbuh subur dan berbuah lebat tanpa adanya perawatan dari sang pecinta. Dan inilah yang berhasil dilakukan Rasulullah, dan generasi awal, para generasi terbaik yang pernah diturunkan oleh Allah ke muka bumi. Merawat Iman dengan cinta, atau sebaliknya mencintai dengan iman. Dan masih ada satu lagi yang perlu kita lihat kedahsyatannya.
Yang ketiga. Ukhuwah. Ya ukhuwah. Kata kamus, ukhuwah berarti persaudaraan yang didasarkan pada ajaran Islam atau persaudaraan yang bersifat islami. Hanya berhenti sampai titik, lalu artinya pun berhenti pula sampai di situ. Padahal, Kata sebagian orang, atau beberapa orang, ukhuwah itu manis, seperti madu, ukhuwah itu indah, bak musim semi yang penuh dengan bunga-bunga berwarna hijau dan merah. Tetapi apakah benar begitu adanya. Apakah benar ukhuwah itu madu, apakah benar ukhuwah itu seindah musim semi. Sepertinya kita tidak perlu lagi mendefinisikan makna ukhuwah, karena ukhuwah akan mendefinisikan sendiri dirinya, dan selanjutnya kita pun akan berkata, ukhuwah itu indah. Mari kita lihat makna ukhuwah menurut orang-orang ini.
Yang pertama adalah ukhuwah versi orang yang berwajah halus ini, yang berjanggut, yang matanya Nampak sayu karena kurang tidur, yang ketika mengimani shalat atau sedang memimpin perjalanan jauh, dia sempat bertanya, “Dimana si fulan? Mengapa ia tak tampak?”. Tetangganya begitu tenteram, aman dari gangguan tangan dan lisannya. Ya, ukhuwah menurut orang ini adalah renyahnya candaan yang mengasyikkan, dan candanya tak pernah berbumbu dusta. “Wahai pemilik dua telinga!”, panggilan yang pernah beliau sematkan kepada Az Zubair. Beliau tidak suka orang-orang berdiri menyambut kedatangannya, beliau yang paling awal menjenguk orang sakit, duduk bersama kaum miskin, dan memenuhi undangan budak sahaya. Inilah makna ukhuwah versi lelaki yang menjabat sebagai pemimpin tertinggi Madinah kala itu, dan panutan umat Islam sedunia, inilah makna ukhuwah menurut Muhammad Al-Musthofa, nabi kita. Ukhuwah yang selalu dilandasi rasa cinta dan keimanan.
Lalu kita tanyakan makna ukhuwah menurut saudara kita ini, seorang al-akh, seorang mahasiswa yang juga aktivis dakwah. Ukhuwah menurut dia adalah selalu rindu untuk bertemu dengan saudaranya, lalu bersama-sama mendengarkan materi dari sang pemandu, lalu kalau ada temannya mengantuk, dengan lembut ia mengatakan “akhi, liqonya belum selesai”, menurut dia ukhuwah adalah bercanda riang gembira di bawah air terjun, saling menjatuhkan dalam derasnya air dalam sebuah permainan, lalu saling menyiramkan air dengan saudaranya, kemudian bersama-sama setelah rihlah bersama, makan bersama di sebuah kedai bakso dengan ditraktir murabbi. Ukhuwah menurut dia adalah membersamai saudara-saudaranya memasang pamflet, memasang baliho, lalu seterusnya berkoordinasi sampai menjelang subuh, merencanakan sebuah agenda besar, lalu ketika ditanya alasan, dia pun menjawab, ini semua demi Al-Islam.
Ah, nikmat, nikmat sekali ukhuwah berbalut keimanan dan cinta. Indah sekali ukhuwah berbaju cinta dan iman. Kebersamaan dengan saudara-saudara seiman, seaqidah akan selalu indah, dan nikmat, karena hakikat sebuah ukhuwah, sebuah kebersamaan adalah berjuang. Dalam perjuangan itu, akan musnah segala rasa khawatir dan takut, hilang segala resah dan kalut. Kebersamaan yang diridhai oleh Allah, yang telah mengikat kita dalam bingkai kebersamaan dan persaudaraan, seperti doa-doa rabithah yang sering kita ucapkan pada saat setelah subuh. Dan selanjutnya, kesulitan, kerepotan, rasa sakit, semua yang ada dalam kebersamaan perjuangan iman melahirkan kegemilangan itsar yang tiada duanya dalam sejarah. Seperti persaudaraannya Muhajirin dan Anshar, yang saling bertukar hadiah, dan sampai bertukar istri pula, dan inilah makna bersama menurut beberapa saudara kita.
Ukhuwah adalah saling memahami, kata sang murabbi, lalu sang a’dho dengan semangat menjawab, saya pernah mencuci bajunya akh Yun, saya tau makanan kesukaan akh Kit, dan sebagainya. Atau dengan media lain, ukhuwah adalah berderingnya HP al-akh karena mendapatkan sms dari saudaranya yang berbunyi “Ana Ukhibuka Fillah, akhi, ane hari ini bertemu dengan cinta, iman, taqwa, kebahagiaan, dan kemuliaan. Kemudian ana kasih alamat Antum pada mereka. Semoga mereka mendapat tempat di hati Antum”. Inilah ukhuwah, iman, dan cinta. Yang dengan ketiganya akan menuju puncak langit-langit peradaban ini. Dan di akhir tulisan, mari kita berdendang.
Malam siang berlalu
Gerhana kesayuan, tiada berkesudahan
Detik masa berganti, tiada berhenti
Oh Syahdunya…
Sejenak ku terkenang
Hakikat perjuangan, penuh onak dan cabaran
Bersama teman- teman, arungi kehidupan
Oh indahnya…

Monday, April 30

Ada hal yang kadang tidak bisa kita mengerti dan tidak harus dipaksakan untuk dimengerti. Lakukan apa yang seharusnya dilakukan sebatas kemampuan yang dimiliki. Itu sudah cukup.. Manusia yang tidak pernah bersyukur selalu akan tidak pernah puas dan selalu menyalahkan keadaan. Sejatinya dia telah menyiksa dirinya sendiri.

Kita tidak akan pernah bisa menjadi diri kita jika kita selalu mengukur diri kita dengan apa yang dinginkan orang lain. Seekor ulat menjadikan dirinya kupu2 menjalani penderitaan yang luar biasa, suatu proses yang menyakitkan. Tapi ketika dia bisa fokus untuk mengubah dirinya dengan segala pengorbanannya tanpa harus peduli dengan keadaan diluar sana, hujan, terik matahari, angin, suara-suara sumbang,..ketika dia berhasil dia menjadi daya tarik setiap orang yang melihat karena kecantikan dan keindahannya

Wednesday, April 11

ANALISIS TUJUAN, BAHAN LATIHAN, DAN METODE LATIHAN OLAHRAGA

ANALISIS TUJUAN, BAHAN LATIHAN, DAN METODE LATIHAN OLAHRAGA

Analisis Tujuan, Bahan Latihan, dan Metode Latihan Olahraga A. Pendahuluan Latihan adalah suatu proses yang sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang dengan semakin hari menambah jumlah beban latihan. Latihan kondisi fisik memegang perenan sangat penting dalam program latihan atlet. Istilah latihan kondisi fisik, mengacu kepada suatu program latihan yang dilakukan secara sistematis, berencana dan progresif. Tujuannya adalah meningkatkan kemampuan fungsional dari seluruh system tubuh, dengan demikian prestasi atlet akan semakin meningkat. Faktor utama dalam latihan adalah dilakukan secara berulang-ulang dan peningkatan beban dilakukan berulang-ulang kekuatan dan daya tahan otot. Para ahli mengatakan bahwa latihan adalah suatu proses yang direncanakan untuk mengmbangkan keterampilan olahraga yang kompleks dengan memakai isi latihan, metode latihan dan tindakan-tindakan organisasional yang sesuai dengan meksud dan tujuan-tujuan. B. Pembahasan 1. Analisis Tujuan Latihan Rencana program latihan merupakan salah satu strategi usaha untuk mencapai tujuan prestasi atlet secara optimal dimasa yang akan datang. Tujuan jangka panjang, jangka menengah, maupun jangka pendek rencana latihan merupakan mata rantai tujuan akhir, tujuan antara, dan tujuan oprasional yang obyektif dan terukur. Rencana program latihan harus mempertimbangkan faktor-faktor penentu untuk mencapai tujuan latihan, faktor-faktor itu antara lain : bakat atlet ; kemampuan atlet saat itu; umur atlet; umur latihan; sarana dan prasarana; dana; lingkungan atlet; tenaga pelatih dan waktu yang ada. Tujuan latihan umumnya dibagi menjadi tiga yaitu a) Tujuan jangka panjang (5 tahun- 12 tahun). Tujuan jangka panjang merupakan tujuan akhir untuk cita-cita prestasi prima. b) Tujuan jangka menengah (2 tahun-4 tahun). Tujuan jangka menengah merupakan pelaksanaan langsung jangka panjang. c) Tujuan jangka pendek (1 tahun kebawah). Tujuan jangka pendek merupakan pelaksanaan oprasional rencana jangka menengah. Manfaat tujuan latihan adalah : 1) Sebagai motivasi agar atlet berusaha keras untuk mencapai cita-cita juara 2) Sebagai pedoman arah kegiatan-kegiatan latihan dan usaha-usaha untuk mencapai tujuan latihan 3) Sebagai cambuk terhadapa atlet agar dapat mencapai prestasi yang lebih tinggi dari prestasi sebelumnya 4) Sebagai alat untuk pembentukan sikap percaya diri, kemandirian tinggi, pendewasaan pikiran, daya juang yang tinggi. 5) Sebagai tempat meningkatkan kemampuan mawas diri (introspeksi) terhadap kondisi luar maupun kondisi dalam pribadi atlet dalam rangka mencapai cita-cita juara. 2. Bahan Latihan Bahan latihan adalah meliputi jenis latihan, bentuk latihan, volume latihan, dan intensitas latihan. a) Jenis latihan Yang merupkan jenis latihan adalah : (1) Latihan Fisik Latihan fisik adalah suatu proses yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi fisik. Latihan fisik terdiri dari beberapa komponen yaitu ; daya tahan, stamina, kelentukan/kelenturan, kekuatan, power, daya tahan otot. Untuk meningkatkan prestasi harus mengikuti prinsip-prinsip latihan agar mencapai prestasi yang diingikan. Prinsip-prinsip tersebut antara lain ; - Prinsip beban lebih (over load) adalah prinsip latihan dengan penekanan pada pembebanan yang lebih berat, dari pada yang mampu dilakukan atlet. Dalam prinsip beban lebih ada beberapa hal yang harus di perhatikan yaitu : istirahat yang cukup, latihan berat diselingi dengan yang ringan, rencana latihan harus disusun dalam siklus, dan sebaiknya menganut “system tangga”. - Prinsip multilateral adalah sebaiknya diterapkan pada atlet-atlet usia muda. Pada permulaan latihan mereka harus dilibatkan dengan beragam kegiatan sehingga dengan demikian mereka dapat memiliki dasar-dasar yang lebih kokoh untuk keterampilan spesialisasinya kelak. - Prinsip reversibility mengatakan, bahwa apabila kita berhenti berlatih, tubuh kita akan kembali kekeadaan semula atau kondisinya tidak akan meningkat. - Prinsip spesifik mengatakan, bahwa manfaat maksimal yang dapat diperoleh melalui rangsangan latihan hanya akan terjadi, apabila rangsangan tersebut sama atau menyerupai gerakan-gerakan yang dilakukan olahraga tersebut. - Densitas latihan (kepekatan, kepadatan, kekeraban) adalah fekuensi atau kekerapan atlet dalam melakukan suatu rangkaian rangsangan persatuan waktu. - Volume latihan ialah kuantitas beban latihan atau banyaknya materi latihan yang dinyatakan dalam totol waktu berlangsungnya latihan, jarak yang ditempuh atau beban yang harus diangkat persatuan waktu, dan jumlah repetisi dalam melakukan suatu latihan. - Prinsip superkonvensasi adalahmengacu kepada dampak latihan dan regenerasi organisme tubuh kita, yang menjadi dasar biologis untuk persipan fisik dan mental dalam menghadapi latihan atau pertandingan. (2) Latihan tehnik Pada masa persiapan umum dalam latihan teknik bahan yang dilakukan adalah melakukan teknik-teknik dasar olahraga tersebut, misalnya dalam sepak bola melakukan dribbling, passing. (3) Latihan taktik Bersamaan dengan latihan fisik, atlet cabang permainan harus pula berlatih untuk teknik dan taktik. Dalam latihan taktik ini merupakan penyempurnaan taktik-taktik apa yang akan di lakukan dalam pertandingan. (4) Latihan mental Dalam latihan mental dapat meliputi penanaman masalah disiplin, semangat juang, percaya diri dan kejujuran. 2) Bentuk latihan Bentuk latihan adalah materi latihan yang harus dilakukan atlet pada satu sesi lathan misalnya untuk latihan fisik umum bentuk latihannya adalah : - Interval sprint - Fartlek - Cross country - Dan lain-lain 3) Voume latihan Volume latihan adalah jumlah aktifitas yang dilakukan dalam latihan, semakin tinggi prestasi atlet semakin banyak pula jumlah volume latihan yang harus dilakukannya. 4) Intensitas latihan Intensitas latihan adalah jumlah kerja yang dilakukan dalam satu unit waktu tertentu, semakin banyak kerja yang dilakukan dalam suatu unit tertentu, lebih tinggi intensitas kerjanya. Apabila atlet berlatih melalui suatu program latihan yang intensif, yaitu program latihan yang secara progresif menambah program kerja, jumlah ulangan gerakan (repetisi), serta kadar itensitas dari repetisi tersebut. 3. Metode Latihan Metode latihan adalah suatu cara yang sistematis dan terencana yang fungsinya sebagai alat menyajikan kegiatan olahraga yang bertujuan untuk suatu keterampilan gerak atau prestasi olahraga. Contoh-contoh metode latihan antara lain : a. Daya tahan : Metode latihan yang dilakuan adalah fartlek dan interval training b. Kelentukan dan kelenturan : metode yang dilakukan adalah peregangan dinamis, peregangan statis, peregangan pasif, peregangan PNF (proprioceptive neuromuscular facilitation) c. Kelincahan : metode yang dilakukan adalah lari bolah-balik, lari zig zag, haling rintang, hexagonal dan lain-lain d. Kekuatan, power, dan daya tahan otot : metode yang dilakukan adalah latihan-latihan tahanan (resistance exercise) dimana kita harus mengangkat, mendorong, atau menarik suatu beban. e. Kecepatan : metode yang dilakukan adalah interval sprint, lari akselerasi, uphill, downhill.

Psikologi Olahraga

Pengertian Psikologi Olahraga

1. Apakah Psikologi Olahraga?

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya, mulai dari perilaku sederhana sampai yang kompleks. Perilaku manusia ada yang disadari, namun ada pula yang tidak disadari, dan perilaku yang ditampilkan seseorang dapat bersumber dari luar ataupun dari dalam dirinya sendiri.

Ilmu psikologi diterapkan pula ke dalam bidang olahraga yang lalu dikenal sebagai psikologi olahraga. Penerapan psikologi ke dalam bidang olahraga ini adalah untuk membantu agar bakat olahraga yang ada dalam diri seseorang dapat dikembangkan sebaik-baiknya tanpa adanya hambatan dan factor-faktor yang ada dalam kepribadiannya. Dengan kata lain, tujuan umum dari psikologi olahraga adalah untuk membantu seseorang agar dapat menampilkan prestasi optimal, yang lebih baik dari sebelumnya.

2. Mengapa Psikologi Olahraga Diperlukan dalam Olahraga?

Meningkatnya stres dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet bereaksi secara negatif, baik dalam hal fisik maupun psikis, sehingga kemampuan olahraganya menurun. Mereka dapat menjadi tegang. denyut nadi meningkat, berkeringat dingin, cemas akan hasil pertandingannya, dan mereka merasakan sulit berkonsentrasi. Keadaan ini seringkali menyebabkan para atlet tidak dapat menampilkan permainan terbaiknya. Para pelatih pun menaruh minat terhadap bidang psikologi olahraga, khususnya dalam pengendalian stres.

Psikologi olahraga juga diperlukan agar atlet berpikir mengenai. mengapa mereka berolahraga dan apa yang ingin mereka capai? Sekali tujuannya diketahui, latihan-latihan ketrampilan psikologis dapat menolong tercapainya tujuan tersebut.

3. Bagaimanakah Psikologi Olahraga Dapat Membantu Atlet Agar Memiliki Mental yang Tangguh?

Mental yang tegar, sama halnya dengan teknik dan fisik, akan didapat melalui latihan yang terencana, teratur, dan sistematis. Dalam membina aspek psikis atau mental atlet, pertama-tama perlu disadari bahwa setiap atlet harus dipandang secara individual, yang satu berbeda dengan yang lainnya. Untuk membantu mengenal profil setiap atlet, dapat dilakukan pemeriksaan psikologis, yang biasa dikenal dengan "psikotes", dengan bantuan psikometri.

Profil psikologis atlet biasanya berupa gambaran kepnbadian secara umum, potensi intelektual. dan fungsi daya pikimya yang dihubungkan dengan olahraga. Profil atlet pada umumnya tidak berubah banyak dari waktu ke waktu. Oleh karenanya, orang sering beranggapan bahwa calon atlet berbakat dapat ditelusun semata-mata dari profil psikologisnya. Anggapan semacam ini keliru, karena gambaran psikologis seseorang tidak menjamin keberhasilan atau kegagalannya dalam prestasi olahraga, karena banyak sekali faktor lain yang mempengaruhinya. Beberapa aspek psikologis dapat diperbaiki melalui latihan ketrampilan psikologis (diuraikan kemudian) yang terencana dan sistematis, yang pelaksanaannya sangat tergantung dari komitmen si atlet terhadap program tersebut.

B. Aspek-aspek Psikologis yang berperan dalam Olahraga

Pengaruh faktor psikologis pada atlet akan terlihat dengan jelas pada saat atlet tersebut bertanding. Berikut ini akan diuraikan beberapa masalah psikologis yang paling sering timbul di kalangan olahraga, khususnya dalam kaitannya dengan pertandingan dan masa latihan.

1. Berpikir Positif

Berpikir positif dimaksudkan sebagai cara berpikir yang mengarahkan sesuatu ke arah positif, melihat segi baiknya. Hal ini perlu dibiasakan bukan saja oleh atlet, tetapi terlebih-lebih bagi pelatih yang melatihnya. Dengan membiasakan diri berpikir positif, maka akan berpengaruh sangat baik untuk menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi, dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Berpikir positif merupakan modal utama untuk dapat memiliki ketrampilan psikologis atau mental yang tangguh.

Pikiran positif akan diikuti dengan tindakan dan perkataan positif pula, karena pikiran akan menuntun tindakan. Sebagai contoh, jika dalam bermain bulutangkis terlintas pikiran negatif seperti, "takut salah, takut out, takut bola pukulannya tanggung" dan sebagainya, maka kemungkinan terjadi akan lebih besar. Karena itu cobalah dan biasakan untuk selalu berpikir positif, hindari yang negatif. Demikian juga dalam memberikan instruksi kepada atlet. Daripada mengatakan: "Kamu ini susah sekali sih diajarnya..., salah terus...! Awas, jangan berhenti sebelum bisa!", lebih baik mengatakannya dengan cara yang positif walaupun maksudnya sama: "Ayo, coba lagi pelan-pelan, kamu pasti bisa melakukannya. Perhatikan, tangannya, begini... langkahnya, ke sini... kena bolanya, di sini... ayo dicoba".

Sebagai pelatih, tunjukkan Anda percaya bahwa atlet Anda memiliki peluang untuk dapat berprestasi baik. Cemooh, celaan, dan kritik yang pedas yang tidak pada tempatnya, justru akan membuat atlet bereaksi negatif dan berakibat akan menurunkan motivasi yang diikuti dengan penurunan prestasi.

2. Penetapan Sasaran

Penetapan sasaran (goal setting) merupakan dasar dan latihan mental. Pelatih perlu membantu setiap atletnya untuk menetapkan sasaran, baik sasaran dalam latihan maupun dalam pertandingan. Sasaran tersebut mulai dan sasaran jangka panjang, menengah, sampai sasaran jangka pendek yang lebih spesifik.

Untuk menetapkan sasaran, ada tiga syarat yang perlu diingat agar sasaran itu bermanfaat, yaitu:

a. Sasaran harus menantang.

Sasaran yang ditentukan harus sedemikan rupa, sehingga atlet merasa tertantang untuk dapat mencapai sasaran tersebut.

b. Sasaran harus dapat dicapai.

Buatlah sasaran itu cukup tinggi, akan tetapi tidak terlalu tinggi. Atlet harus merasa bahwa sasaran yang ditetapkan itu dapat tercapai jika ia berusaha keras. Jika sasaran terlalu tinggi, sehingga atlet merasa mustahil dapat mencapainya, maka motivasi berlatihnya akan menurun. Demikian pula, jika sasaran tersebut terlalu mudah untuk dapat dicapai, maka atlet merasa tidak perlu berlatih keras karena ia akan dapat mencapai sasaran tersebut.

c. Sasaran harus meningkat.

Mulai dari sasaran yang relatif rendah, kemudian buatlah sasaran tersebut makin lama makin tinggi, semakin sulit tercapainya jika atlet tidak berlatih keras. Dalam setiap latihanpun biasakanlah selalu ada sasaran yang harus dicapai. Dan target yang bersifat umum, lalu uraikan lagi secara lebih spesifik. Dan target untuk suatu kompetisi jangka panjang, uraikan menjadi target atau sasaran jangka pendek, sampai target untuk setiap latihan. Sasaran yang ditetapkan tersebut, hendaknya juga ditetapkan kapan harus tercapainya, dan bagaimana pula cara mengukumya atau apa ukurannya secara objektif. Sedapat mungkin, buatkan grafik pencapaian sasaran tersebut agar terlihat jelas arah dan peningkatannya.

3. Motivasi

Motivasi dapat dilihat sebagai suatu proses dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu sebagai usaha dalam mencapai tujuan tertentu. Motivasi yang kuat menunjukkan bahwa dalam diri orang tersebut tertanam dorongan kuat untuk dapat melakukan sesuatu.

Ditinjau dari fungsi diri seseorang, motivasi dapat dibedakan antara motivasi yang berasal dan luar (ekstrinsik) dan motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri (intrinsik). Dengan pendekatan psikologis diharapkan atlet dalam setiap penampilannya dapat memperlihatkan motivasi yang kuat untuk bermain sebaik-baiknya, sehingga dapat memenangkan pertandingan.

Motivasi yang baik tidak mendasarkan dorongannya pada faktor ekstrinsik seperti hadiah atau penghargaan dalam bentuk materi. Akan tetapi motivasi yang baik, kuat, dan lebih lama menetap adalah faktor intrinsik yang mendasarkan pada keinginan pribadi yang lebih mengutamakan prestasi untuk mencapai kepuasan diri daripada hal-hal yang material.

Untuk mengembangkan motivasi intrinsik ini, peran pelatih dan orangtua sangat besar. Pelatih perlu melakukan pendekatan dan menumbuhkan kepercayaan diri pada atlet secara positif. Ajarkan atlet untuk dapat menghargai diri sendiri, oleh karena itu, pelatih harus memperlihatkan bahwa ia menghargai hasil kerja atlet secara konsekuen.

4. Emosi

Faktor-faktor emosi dalam diri atlet menyangkut sikap dan perasaan atlet secara pribadi terhadap diri sendiri, pelatih maupun hal-hal lain di sekelilingnya. Bentuk-bentuk emosi dikenal sebagai perasaan seperti senang, sedih, marah, cemas, takut, dan sebagainya. Bentuk-bentuk emosi tersebut terdapat pada setiap orang. Akan tetapi yang perlu diperhatikan di sini adalah bagaimana kita mengendalikan emosi tersebut agar tidak merugikan diri sendiri.

Pengendalian emosi dalam pertandingan olahraga seringkali menjadi faktor penentu kemenangan. Para pelatih harus mengetahui dengan jelas bagaimana gejolak emosi atlet asuhannya, bukan saja dalam pertandingan tetapi juga dalam latihan dan kehidupan sehari-hari. Pelatih perlu tahu kapan dan hal apa saja yang dapat membuat atletnya marah, senang, sedih, takut, dan sebagainya. Dengan demikian pelatih perlu juga mencari data-data untuk mengendalikan emosi para atlet asuhannya. yang tentu saja akan berbeda antara atlet yang satu dengan atlet lainnya.

Gejolak emosi dapat mengganggu keseimbangan psikofisiologis seperti gemetar, sakit perut, kejang otot, dan sebagainya. Dengan terganggunya keseimbangan fisiologis maka konsentrasi pun akan terganggu, sehingga atlet tidak dapat tampil maksimal. Seringkali seorang atlet mengalami ketegangan yang memuncak hanya beberapa saat sebelum pertandingan dimulai. Demikian hebatnya ketegangan tersebut sampai ia tidak dapat melakukan awalan dengan baik. Apalagi jika lawannya dapat menekan dan penonton pun tidak berpihak padanya, maka dapat dibayangkan atlet tersebut tidak akan dapat bermain baik. Konsentrasinya akan buyar, strategi yang sudah disiapkan tidak dapat dijalankan, bahkan ia tidak tahu harus berbuat apa.

Disinilah perlunya dipelajari cara-cara mengatasi ketegangan (stress mana- gement). Sebelum pelatih mencoba mengatasi ketegangan atletnya. terlebih dulu harus diketahui sumber-sumber ketegangan tersebut. Untuk mengetahuinya, diperlukan adanya komunikasi yang baik antara pelatih dengan atlet. Berikut ini dijelaskan secara terpisah mengenai aspek-aspek yang berkaitan dengan emosi.

5. Kecemasan dan Ketegangan

Kecemasan biasanya berhubungan dengan perasaan takut akan kehilangan sesuatu, kegagalan, rasa salah, takut mengecewakan orang lain, dan perasaan tidak enak lainnya. Kecemasan-kecemasan tersebut membuat atlet menjadi tegang, sehingga bila ia terjun ke dalam pertandingan maka dapat dipastikan penampilannya tidak akan optimal. Untuk itu, telah banyak diketahui berbagai teknik untuk mengatasi kecemasan dan ketegangan yang penggunaannya tergantung dari macam kecemasannya.

Sebagai usaha untuk dapat mengatasi ketegangan dan kecemasan, khususnya dalam menghadapi pertandingan, lakukanlah beberapa teknik berikut ini :

a. Identifikasikan dan temukan sumber utama dan permasalahan yang menimbulkan kecemasan. b. Lakukan latihan simulasi, yaitu latihan di bawah kondisi seperti dalam pertandingan sesungguhnya. c. Usahakan untuk mengingat, memikirkan dan merasakan kembali saat-saat ketika mencapai penampilan paling baik atau paling mengesankan. d. Lakukan latihan relaksasi progresif, yaitu melakukan peregangan alau pengendoran otot-otot tertentu secara sistematis dalam waktu tertentu. e. Lakukan latihan otogenik, yaitu bentuk latihan relaksasi yang secara sistematis memikirkan dan merasakan bagian-bagian tubuh sebagai hangat dan berat. f. Lakukan latihan pernapasan dengan bernapas melalui mulut dan hidung serta secara sadar bernapas dengan menggunakan diafragma. g. Dengarkan musik (untuk mengalihkan perhatian). h. Berbincang-bincang, berada dalam situasi sosial (untuk mengalihkan perhatian). i. Membuat pernyataan-pernyataan positif terhadap diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang diperlukan saat itu. j. Lain-lain yang dapat mengurangi ketegangan.

6. Kepercayaan Diri

Dalam olahraga, kepercayaan diri sudah pasti menjadi salah satu faktor penentu suksesnya seorang atlet. Masalah kurang atau hilangnya rasa percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri akan mengakibatkan atlet tampil di bawah kemampuannya. Karena itu sesungguhnya atlet tidak perlu merasa ragu akan kemampuannya, sepanjang ia telah berlatih secara sungguh-sungguh dan memiliki pengalaman bertanding yang memadai.

Peran pelatih dalam menumbuhkan rasa percaya diri atletnya sangat besar. Syarat untuk untuk membangun kepercayaan diri adalah sikap positif. Beritahu pemain di mana letak kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Buatkan program latihan untuk setiap atlet dan bantu mereka untuk memasang target sesuai dengan kemampuannya agar target dapat tercapai jika latihan dilakukan dengan usaha keras. Berikan kritik membangun dalam melakukan penilaian terhadap atlet. Ingat, kritik negatif bahkan akan mengurangi rasa percaya diri.

Jika pemain telah bekerja keras dan bermain bagus (walaupun kalah), tunjukkan penghargaan Anda sebagai pelatih. Jika pemain mengalami kekalahan (apalagi tidak dengan bermain baik), hadapkan ia pada kenyataan objektif. Artinya, beritahukan mana yang telah dilakukannya secara benar dan mana yang salah, serta tunjukkan bagaimana seharusnya. Menemui pemain yang baru saja mengalami kekalahan harus dilakukan sesegera mungkin dibandingkan dengan menemui pemain yang baru saja mencetak kemenangan.

7. Komunikasi

Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi dua arah, khususnya antara atlet dengan pelatih. Masalah yang sering timbul dalam hal kurang terjalinnya komunikasi yang baik antara pelatih dengan atletnya adalah timbulnya salah pengertian yang menyebabkan atlet merasa diperlakukan tidak adil, sehingga tidak mau bersikap terbuka terhadap pelatih. Akibat lebih jauh adalah berkurangnya kepercayaan atlet terhadap pelatih.

Untuk menghindari terjadinya hambatan komunikasi, pelatih perlu menyesuaikan teknik-teknik komunikasi dengan para atlet seraya memperhatikan asas individual. Keterbukaan pelatih dalam hal pogram latihan akan membantu terjalinnya komunikasi yang baik, asalkan dilakukan secara objektif dan konsekuen. Atlet perlu diberi pengertian tentang tujuan program latihan dan fungsinya bagi tiap-tiap individu.

Sebelum program latihan dijalankan, perlu dijelaskan dan dibuat peraturan mengenai tata tertib latihan dan aturan main lainnya termasuk sanksi yang clikenakan jika terjadi pelanggaran terhadap peraturan yang telah dibuat tersebut. Jadi, hindarilah untuk memberlakukan suatu sanksi yang belum pernah diberitahukan sebelumnya. Misalnya, seorang atlet minum Coca Cola dalam latihan, lalu dihukum oleh pelatih. Atlet tersebut bingung dan bertanya-tanya mengapa ia dihukum karena ia tidak pernah dijelaskan sebelumnya oleh pelatih bahwa dalam latihan dilarang minum minuman bersoda.

Demikian pula dalam hal pelaksanaanya. Peraturan yang sudah dibuat, haruslah dijalankan secara konsekuen. Artinya, jika seorang atlet dihukum karena melanggar peraturan tertentu, maka jika ada atlet lain yang melanggar peraturan yang sama ia pun harus mendapat hukuman yang sama. Demikian pula jika atlet yang sama melakukannya lagi di kemudian hari.

Pelatih pun perlu bersikap objektif dan berpikir positif. Bersikap objektif maksudnya adalah bersikap sesuai dengan kenyataan atau fakta apa adanya tanpa menyangkutpautkan dengan hal lain. Jika pelatih marah terhadap atlet karena misalnya si atlet datang terlambat dalam latihan, maka hukumlah atlet itu hanya atas keterlambatannya, jangan dihubungkan dengan hal-hal lain (ingat, hukuman tersebut harus sudah tertera dalam tata tertib latihan).

8. Konsentrasi

Konsentrasi merupakan suatu keadaan di mana kesadaran seseorang tertuju kepada suatu obyek tententu dalam waktu tertentu. Makin baik konsentrasi seseorang, maka makin lama ia dapat melakukan konsentrasi. Dalam olahraga, konsentrasi sangat penting peranannya. Dengan berkurangnya atau terganggunya konsentrasi atlet pada saat latihan, apalagi pertandingan, maka akan timbul berbagai masalah.

Dalam olahraga, masalah yang paling sering timbul akibat terganggunya konsentrasi adalah berkurangnya akurasi lemparan, pukulan, tendangan & tembakan sehingga tidak mengenai sasaran. Akibat lebih lanjut jika akurasi berkurang adalah strategi yang sudah dipersiapkan menjadi tidak jalan, sehingga atlet akhimya kebingungan, tidak tahu harus bermain bagaimana dan pasti kepercayan dirinya pun akan berkurang. Untuk menghindari keadaan tersebut, perlu dilakukan latihan berkonsentrasi.

9. Evaluasi Diri

Evaluasi diri dimaksudkan sebagai usaha atlet untuk mengenali keadaan yang terjadi pada dirinya sendiri. Hal ini perlu dilakukan agar atlet dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan dirinya pada saat yang lalu maupun saat ini. Dengan bekal pengetahuan akan keadaan dirinya ini maka pemain dapat memasang target latihan maupun target pertandingan dan cara mengukurnya. Kegunaan lainnya adalah untuk mengevaluasi hal-hal yang telah dilakukannya, sehingga memungkinkan untuk mengulangi penampilan terbaik dan mencegah terulangnya penampilan buruk.

Oleh karena itu, pelatih perlu menginstruksikan atletnya untuk memiliki buku catatan harian mengenai latihan dan pertandingan. Minta pemain untuk menuliskan kelemahan dan kelebihan diri sendiri, baik dalam segi fisik, teknik, maupun mental. Kemudian koreksilah jika menurut Anda sebagai pelatih ada hal-hal yang tidak sesuai atau ada yang kurang.

Biasakan agar atlet mengisi buku tersebut secara teratur. Ajak atlet untuk menuliskan di dalam bukunya hal-hal yang intinya sebagai berikut:

- Target jangka panjang, menengah, dan jangka pendek dalam latihan dan pertandingan. - Sesuatu yang dilakukan dan dipikirkan sebelum latihan atau pertandingan. - Suatu gerakan atau penampilan mengesankan. - Catatan mengenai kelemahan dan kelebihan lawan yang akan dihadapi dan strategi menghadapinya. - Hasil dan jalannya pertandingan. - Hal yang mengganggu emosi atau membuat penampilan jadi buruk. - Penghargaan yang didapat atas suatu keberhasilan.

Pastikan bahwa buku tersebut diisi secara teratur oleh setiap atlet. Namun perlu diingat bahwa pelatih jangan terlalu memaksa untuk membaca buku harian atlet. Biarkan itu menjadi bagian dan rahasia pribadi mereka. Yang perlu dipantau oleh pelatih adalah bahwa atlet mempunyai bahan bagi dirinya sendiri untuk melakukan evaluasi.

C. Persiapan Pertandingan

Setelah atlet dilatih baik fisik, teknik, strategi, maupun mentalnya dengan program latihan yang tepat, maka untuk menguji hasil latihannya adalah dengan lterjun ke dalam pertandingan. Tentunya diharapkan bahwa setiap pemain akan dapat menampilkan seluruh kemampuannya yang didapat dan latihan. Namun acapkali pemain tampil di bawah form, artinya ia tidak dapat menampilkan seluruh kemampuan yang dimilikinya pada saat pertandingan.

Untuk mengatasi hal seperti di atas, perlu diciptakan situasi yang mendukung yang tercapainya prestasi optimal dan dilakukan perwapan mental untuk menghadapi suatu pertandingan agar si atlet dapat menampilkan seluruh kemampuannya, sehingga tercapailah prestasi puncak.

Ada empat tahap penting dalam persiapan menuju pertandingan, yaitu

(1). Sebelum hari pertandingan (2). Pada hari pertandingan (3). Saat pertandingan (4). Setelah hari pertandingan.

Berikut uraiannya dalam contoh persiapan pertandingan bulutangkis:

1. Sebelum Hari Pertandingan

a. Kumpulkan data mengenai kekuatan dan kelemahan lawan. Jika memungkin- kan, putarlah rekaman pertandingannya. Kemudian susunlah strategi untuk menghadapinya. Untuk pemain ganda, diskusikan strategi tersebut dengan pasangannya.

b. Pantau kemajuan atlet, baik fisik maupun mentalnya dengan memperhatikan bagaimana tingkat konsentrasinya, bagaimana irama, timing, power, dan kelancaran menjalankan ketrampilannya serta sikapnya terhadap latihan secara umum.

c. Pantau tingkat kecemasan atlet dengan melihat ekspresi wajahnya apakah cerah atau murung: apakah sinar matanya letih atau segar dan awas. Juga perhatikan suasana hatinya, bagaimana kualitas tidur dan makannya, apakah ia mengalami faktor-faktor psikosomatis seperti sakit perut, nyeri otot, sesak nafas, demam, batuk, keringat dingin, dan sebagainya.

d. Pada saat tidak latihan, pastikan bahwa atlet tidak "hidup dan berpikir" mengenai pertandingannya 24 jam sehan. Berikan aktivitas yang menyenangkan bagi dirinya yang dapat memberikan suasana gembira, sehingga ia bisa mengalihkan pikirannya sejenak dari pertandingan.

e. Satu hari menjelang pertandingan, biasanya cukup latihan ringan saja dan tidak perlu berada di lapangan terlalu lama. Pada malam hari sebelum bertanding, tidurlah pada saat yang tepat, tidak perlu tidur terlalu cepat. Sebelum tidur, lakukan latihan relaksasi dan visualisasi. Jika pertandingan besok dilakukan pagi atau siang hari, siapkan alat-alat perperlengkapan pertandingan, termasuk baju ganti dan perlengkapan cadangan malam ini juga agar esok tidak terburu-buru. Pastikan semua dalam keadaan baik.

2. Pada Hari Pertandingan

a. Bangun tidur pada saat yang tepat, malamnya harus tidur cukup dan tidak berlebihan. Kemudian lakukan aktivitas rutin kebiasaan sehari-hari, seperti sembahyang, berdoa, stretching, sarapan (perhatikan kapan harus makan dan apa yang harus dimakan), latihan relaksasi dan visualisasi, memeriksa kembali perlengkapan pertandingan termasuk cadangannya. Mulailah hari ini dengan gembira, optimis, dan berpikir positif.

b. Berangkatlah ke tempat pertandingan pada saat yang tepat. Perhitungkan jarak ke tempat pertandingan, bagaimana mencapainya, kemacetannya dan sebagainya. Tidak perlu berangkat terlalu cepat, namun jangan sampai terlambat, sehingga tidak ada waktu untuk istirahat, penyesuaian dan pemanasan.

c. Di tempat pertandingan pelatih perlu mengenali atlet mana yang berada didekat teman-temannya dan mana yang lebih suka menyendiri. Pastikan di lapangan mana atlet yang akan bertanding, jangan lupa melapor panitia. Untuk pertandingan pertama, pastikan atlet sudah hapal dimana letak ruang ganti, WC, ruang kesehatan, tes doping, tempat ganti senar, dan sebagainya.

d. Sambil melakukan pemanasan, atlet hendaknya meningkatkan level `semangat' dlan tetap berpikir positif. Pelatih dapat mengingatkan strategi yang akan diterapkan secara sekilas. Lakukan stroke dengan penuh konsentrasi yang kemudian dapat dilanjutkan dengan'visualisasi clan relaksasi.

3. Saat Bertanding

Saat bertanding tiba, bukan waktunya lagi untuk memikirkan teknik memukul atau bagaimana harus melangkah. Itu semua sudah dilatih dalam latihan dan sudah dihayati dalam visualisasi. Sekarang saatnya tinggal mengulang-ulang kejadian yang sudah divisualisasikan dan melakukannya sesuai dengan situasi saat ini. Sekarang adalah saatnya melakukan konsentrasi penuh hanya pada bola dan jalannya pertandingan.

Anjurkan atlet untuk:

a. Memantau clan menyesuaikan tingkat kecemasan, lakukan relaksasi.

b. Pusatkan perhatian semata-mata hanya terhadap permainan yang sedang dijalani. Kesalahan yang baru atau pernah terjadi, clan yang mungkin terjadi jangan dihiraukan.

c. Berpikir positif dan optimis, jangan biarkan pikiran-pikiran negatif.

d. Jangan terlalu banyak menganalisa.

e. Bermainlah dengan irama sendiri, jangan terbawa irama lawan.

f. Menjalankan strategi yang telah disiapkan. Jangan diubah jika strategi itu berjalan. Lakukan evaluasi singkat, jika strategi tidak jalan, lakukan penyesuaian dengan alternatif strategi yang sudah dipersiapkan.

g. Hindari hal-hal negatif seperti, menyalahkan diri sendiri secara berlebihan, berbicara terhadap diri sendiri berlebihan, berpikir negatif, meragukan kemampuan clan menyerah sebelum pertandingan selesai.

h. Jika bermain bagus, jangan bertanya mengapa clan mengganti apapun; biarkan berjalan demikian. Jangan mengendor jika sedang leading (memimpin pertandingan), clan tidak perlu kasihan jika lawan mendapat angka nol.

4. Setelah Hari Pertandingan

a. Mintalah atlet mencatat hal-hal posisitf maupun negatif yang dirasa berpengaruh terhadap penampilannya dalam pertandingan tadi. Bukan hanya yang bersifat teknik, taktik, clan strategi, tetapi juga yang bersifat mental, bahkan hal-hal kecil lainnya. Catat hasil tersebut dalam buku evaluasi si atlet.

b. Evaluasi penampilan dalam pertandingan tadi. Apakah mencapai sasaran?

c. Putuskan apakah perlu diadakan penyesuaian terhadap program latihan.

d. Pusatkan perhatian terhadap aspek-aspek positif dari penampilan dalam pertandingan.

D. Pelatih Sebagai Pembina Mental Atlit

Pelatih dalam olahraga dapat mempunyai fungsi sebagai pembuat atau pelaksana program latihan, sebagai motivator, konselor, evaluator dan yang bertanggung jawab terhadap segala hal yang berhubungan dengan kepelatihan tersebut. Sebagai manusia biasa, pelatih sama halnya dengan atlet, mempunyai kepribadian yang unik yang berbeda antara satu dengan lainnya. Setiap pelatih memiliki kelebihan dan kekurangan, karena itu tidak ada pelatih yang murni ideal atau sempura.

Dalam mengisi peran sebagai pelatih, seseorang harus melibatkan diri secara total dengan atlet asuhannya. Artinya, seorang pelatih bukan hanya melulu mengurusi masalah atau hal-hal yang berhubungan dengan olahraganya saja, tetapi pelatih juga harus dapat berperan sebagai teman, guru. orangtua, konselor, bahkan psikolog bagi atlet asuhannya. Dengan demikian dapat diharapkan bahwa atlet sebagai seorang yang ingin mengembangkan prestasi, akan mempunyai kepercayaan penuh terhadap pelatihnya.

Keterlibatan yang mendalam antara pelatih dengan atlet asuhannya harus dilandasi oleh adanya empati dan pelatih terhadap atletnya tersebut.Empati ini merupakan kemampuan pelatih untuk dapat menghayati perasaan atau keadaan atletnya, yang berarti pelatih dapat mengerti atletnya secara total tanpa ia sendiri kehilangan identitas pnbadinya. Untuk mengerti keadaan atlet dapat diperoleh dengan mengetahui atau mengenal hal-hal penting yang ada pada atlet yang bersangkutan. Pengetahuan sekadarnya saia tidak cukup bagi pelatih untuk mengetahui keadaan psikologi atletnya. Dasar dan sikap mau memahami keadaan psikologi atletnya adalah pengertian pelatih bahwa setiap orang memiliki sifat-sifat khusus yang memerlukan penanganan khusus pula dalam hubungan dengan pengembangan potensinya.

Kepribadian seorang pelatih dapat pula membentuk kepribadian atlet yang menjadi asuhannya. Hal terpenting yang harus ditanamkan pelatih kepada atletnya adalah bahwa atlet percaya pada pelatih bahwa apa yang diprogramkan dan dilakukan oleh pelatih adalah untuk kebaikan dan kemajuan si atlet itu sendiri. Untuk bisa mendapatkan kepercayaan tersebut dari atlet, pelatih tidak cukup hanya memintanya, tetapi harus membuktikannya melalui ucapan, perbuatan, dan ketulusan hati. Sekali atlet mempercayai pelatih maka seberat apapun program yang dibuat pelatih akan dijalankan oleh si atlet dengan sungguh-sungguh.

(Sumber: "PEDOMAN PRAKTIS BERMAIN BULUTANGKIS", Oleh: PB PBSI)