Thursday, August 1
Thursday, July 25
Monday, July 22
Saturday, July 13
Karena Engkau juga Sahabat Hatiku…
Apa kabarmu cinta…
Lupakah engkau padaku dinda…
Seperti engkau melupakan kalimat yang pernah menjembatani persaudaraan ini…
Segala Puji bagi Allah…
Hari ini aku terbangun, seperti hari-hari sebelumnya…
Dengan kerinduan yang sama pula padamu…
Rindu yang tak berujung…
Tak banyak yang kutau darimu…
Hanya sedikit…sangat sedikit…
Meski begitu, hari-hariku berwarna bersamamu dinda …
Indah ketika berbagi cerita tentang kehidupan, tertawa bersama…
Kini semua hanya tinggal tinggal keping kenangan yang kusimpan rapi di ruang hatiku…
Engkau menjauh dan menghilang …
Dan aku tak pernah punya kesempatan bertanya alasannya…
Dinda…
Dimanapun engkau berada saat ini, aku hanya ingin engkau tau alasanku menuliskan kalimat-kalimat yang sederhana ini…
Karena aku menyayangimu…
Aku tak sempat menyatakannya padamu kalimat itu dinda…
Karena engkau terburu menjauh, begitu jauh…
Hingga aku tak dapat menggapaimu lagi…
Berharap agar kebersamaan itu kembali seperti dulu, meski mungkin amat jauh…
Tapi bukankah cinta itu memberi dan terus memberi…
Takkan kecewa orang yang mencintai…
Karena semua cintanya adalah bentuk pengejawantahan cinta pada Rabb nya
Pada-Nya saja kutitipkan rasa sayang ini padamu…
Agar Dia menyampaikannya pada hatimu
Meski mungkin kasih sayang itu tak seperti yang kau harapkan…
Atau mungkin tak pernah kau harapkan….
Berjalanlah dinda…
Gapai langit cita dan cinta yang kau impikan…
Jika melupakanku adalah bagian dari kebahagiaan itu, maka lupakanlah aku…
Memohon agar Dia yang menjagamu selalu…
Agar ruh iman dan hidayah itu tak pernah menjauh…
Karena penjagaanku pun tak akan pernah sampai padamu…
Karena hanya kasih dan sayang-Nya yang menjadi sumber kekuatanmu…
Namamu akan tetap menjadi bagian dari doaku dinda…
Karena engkau juga sahabat hatiku…
Lupakah engkau padaku dinda…
Seperti engkau melupakan kalimat yang pernah menjembatani persaudaraan ini…
Segala Puji bagi Allah…
Hari ini aku terbangun, seperti hari-hari sebelumnya…
Dengan kerinduan yang sama pula padamu…
Rindu yang tak berujung…
Tak banyak yang kutau darimu…
Hanya sedikit…sangat sedikit…
Meski begitu, hari-hariku berwarna bersamamu dinda …
Indah ketika berbagi cerita tentang kehidupan, tertawa bersama…
Kini semua hanya tinggal tinggal keping kenangan yang kusimpan rapi di ruang hatiku…
Engkau menjauh dan menghilang …
Dan aku tak pernah punya kesempatan bertanya alasannya…
Dinda…
Dimanapun engkau berada saat ini, aku hanya ingin engkau tau alasanku menuliskan kalimat-kalimat yang sederhana ini…
Karena aku menyayangimu…
Aku tak sempat menyatakannya padamu kalimat itu dinda…
Karena engkau terburu menjauh, begitu jauh…
Hingga aku tak dapat menggapaimu lagi…
Berharap agar kebersamaan itu kembali seperti dulu, meski mungkin amat jauh…
Tapi bukankah cinta itu memberi dan terus memberi…
Takkan kecewa orang yang mencintai…
Karena semua cintanya adalah bentuk pengejawantahan cinta pada Rabb nya
Pada-Nya saja kutitipkan rasa sayang ini padamu…
Agar Dia menyampaikannya pada hatimu
Meski mungkin kasih sayang itu tak seperti yang kau harapkan…
Atau mungkin tak pernah kau harapkan….
Berjalanlah dinda…
Gapai langit cita dan cinta yang kau impikan…
Jika melupakanku adalah bagian dari kebahagiaan itu, maka lupakanlah aku…
Memohon agar Dia yang menjagamu selalu…
Agar ruh iman dan hidayah itu tak pernah menjauh…
Karena penjagaanku pun tak akan pernah sampai padamu…
Karena hanya kasih dan sayang-Nya yang menjadi sumber kekuatanmu…
Namamu akan tetap menjadi bagian dari doaku dinda…
Karena engkau juga sahabat hatiku…
Sepi itu nikmat
Sepi itu hasrat
Sepi itu kiamat
Seperti kiamatnya
jiwaku
Ketika aku lupa lalu
sepi berubah jadi mala petaka
( karna kutak bisa
membendung hasrat itu )
Sunguh sepi benar-benar
luka ….
Seperti lukanya jiwa
( yang selalu bermain
cumbu dosa )
Dan sepi meluluhkan raga
Luka yang tak kentara
PERSEMBAHAN UNTUK SANG PENCIPTA
Jika Tuhan punya akun di dunia maya,
tentu aku akan selalu mention Dia, juga memberikan surel/email untuk berkata
setiap hari, “Tuhan, tidak ada yang kupersembahkan untukMu hari ini kecuali seluruh dosaku.”
Setiap
kebaikan akan selalu kembali kepada Tuhan, dan dosa adalah hak setiap manusia. Bagaimana kita mampu
memberikan apa yang TIDAK kita miliki?
Aku
melihat, terkadang manusia sombong. Mereka merasa setiap kebaikan yang mereka lakukan mampu membayar apa yang telah
Tuhan berikan. Sekali-kali tidak. Setiap kebaikan yang kita lakukan tidak akan
pernah mampu membayarnya, bahkan untuk
setiap napas normal yang kita lakukan setiap hari. Bahkan tidak mampu membayar
untuk setiap pergantian kulit setiap harinya.
Apa
yang manusia miliki sebenarnya adalah dosa. Maka itu pula yang mampu aku persembahkan kepada Tuhan.
Tuesday, July 9
Tuesday, May 21
"‘Coretan tak beraturan"
Sebatang rokok, tanah pekuburan
Secangkir kopi, jasa preman
Penguasa pengusaha berebutan
Pengusaha penguasa berhamburan
Pejabat penjahat berjabatan
Polisi tembak-tembakan
Wanita malam berebahan
Aksi massa penuhi jalan
Presiden mungkin lagi makan
Televisi terus saja siaran
Ada yang kelaparan
Ada yang berkelebihan
Orang-orang berlarian
Kampung-kampung kabakaran
Para pejabat kelimpungan
Tiba-tiba hilang ingatan...!
@Bintang Abigail
Saturday, May 11
Dulu, ada sesuatu…'
Dulu, aku masih dapat melihatnya
Dulu, aku masih bisa mencuri pandang
untuk menikmati senyum dan tawanya
Dulu, dia ada disini, disampingku meski tak tersentuh
Kini, dia menjauh
Bukan hanya menjauh beberapa jangkah
Namun, benar – benar menjauh dari hidupku
Tersekat jarak yang begitu panjang,
tinggal di kota yang berbeda...
Aku tahu cinta telah sirna
Aku tahu hati tak lagi teruntuk dirinya
Namun kadang, saat melodi–melodi yang dulu terlantun di sekitarku untuk merindunya mengalun,
ada setitik rindu akan masa itu
Ada seulas senyum yang teramat samar
saat aku masih bisa mendengar dan menatapnya
Saat ia tersenyum kecil ke arahku
Saat ia kesal
Saat tawa renyahnya menggema
Rindu yang sebentar dan lantas sirna lagi...
Namun kenangan akan tetaap ada
Kenangan tak dapat sirna sepenuhnya
Setitk rindu itu ada, meski hanya sedetik dan lalu menghilang
Karena, dulu ada sesuatu
Kisah yang kelabu
Kisah tentang ia yang membuatku jatuh cinta
Jatuh untuk pertama kalinya
Jatuh yang begitu lama
Ia yang tak kan pernah tahu
Ia…
Ia yang membuat dulu ada sesuatu
Sesuatu yang tak kan pernah ia tahu
Sesuatu itu cinta
Cinta paling sempurna yang pernah ada untuknya
Cinta yang tersia
Cinta yang mungkin tak kan pernah ia dapat dari hati lainnya
Cinta yang kini telah berganti pada hati lainnya
Cinta yang kini hanya ada untuk ‘dia’ yang berbeda...
11:05pm 5/6/2013
@bintang abgail
Sunday, May 5
Senja dalam kerinduan...
Senja pun kembali, dan aku masih disini
Menunggu, barangkali esok, lusa atau mungkin malam ini
Kita bertemu meski hanya dalam mimpiku..
Ketika rindu mulai menelusuri relung hati
Perlahan dan semakin mendekap seluruh jiwa
Raga pun terasa hangat dalam dekapan rindu
Malam semakin sunyi,
Dan pikiranku terhanyut seiring jalannya waktu
Apakah dia merasakan sama sepertiku?
Sejuta tanya silih berganti
Datang dan pergi dalam benakku
Terlelap ku dalam tidur
Menanti hadirmu
Memadu kasih
Membuang sepi......
By : WT
Tuesday, April 2
Ini tentang aku
Yang sedang meretas diri dalam dimensi tak
bertepi
Jika cinta itu punya nama, itu pasti namamu
Jika rindu punya muara, itu juga kamu
Lelah kucoba yakinkan itu
Kau diam
Kau hilang
Bukan kau yang kukhawatirkan
Tapi pada rasa yang telah tumbuh ini
Bagaimana aku akan menjaganya
Jika mataharinya telah kau bawa
Bagaimana akan tumbuh bunga
Jika gerimismu tiada sampai ke akarnya
Friday, March 29
Sunday, March 24
Thursday, February 21
Tuesday, January 1
"DI AMBANG TAHUN BARU"
Di penghujung senja
Gerimis mengantar
Matahari pulang
Jejaknya tertinggal
Membayang di lautan
Keciprak ombak
Menghapus kenangan
Suram buih pecah
Menghantam karang
Merenung pantai
Di pesisir barat
Bahwa hari kian sekarat
Kemana bulat yang bulat
Sinarnya dinantikan
Sejuta umat
Damai malam
Di ambang tahun baru
Bersama para malaikat
Sehari lagi tahun berganti
Mari kita renungkan
Segalanya penuh arti...
Di penghujung senja
Gerimis mengantar
Matahari pulang
Jejaknya tertinggal
Membayang di lautan
Keciprak ombak
Menghapus kenangan
Suram buih pecah
Menghantam karang
Merenung pantai
Di pesisir barat
Bahwa hari kian sekarat
Kemana bulat yang bulat
Sinarnya dinantikan
Sejuta umat
Damai malam
Di ambang tahun baru
Bersama para malaikat
Sehari lagi tahun berganti
Mari kita renungkan
Segalanya penuh arti...
"PUISI BJ HABIBIE UNTUK AINUN HABIBIE"
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu...
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya...
Dan kematian adalah sesuatu yang pasti...
Dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi,
aku sangat tahu itu...
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,
Adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat
memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang,
sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati,
hatiku seperti tak di tempatnya,
dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi...
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang...
Pada airmata yang jatuh kali ini,
aku selipkan salam perpisahan panjang...
Pada kesetiaan yang telah kau ukir,
pada kenangan pahit manis selama kau ada...
Aku bukan hendak mengeluh,
tapi rasanya terlalu sebentar kau di sini...
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang...
tanpa mereka sadari,
bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik...
Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua,
tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia,
kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini...
Selamat jalan...
Kau dari-Nya...
dan kembali pada-Nya...
kau dulu tiada untukku,
dan sekarang kembali tiada ...
Selamat jalan sayang...
cahaya mataku...
penyejuk jiwaku...
selamat jalan ...
calon bidadari surgaku ... (HABIBIE)
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu...
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya...
Dan kematian adalah sesuatu yang pasti...
Dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi,
aku sangat tahu itu...
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,
Adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat
memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang,
sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati,
hatiku seperti tak di tempatnya,
dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi...
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang...
Pada airmata yang jatuh kali ini,
aku selipkan salam perpisahan panjang...
Pada kesetiaan yang telah kau ukir,
pada kenangan pahit manis selama kau ada...
Aku bukan hendak mengeluh,
tapi rasanya terlalu sebentar kau di sini...
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang...
tanpa mereka sadari,
bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik...
Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua,
tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia,
kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini...
Selamat jalan...
Kau dari-Nya...
dan kembali pada-Nya...
kau dulu tiada untukku,
dan sekarang kembali tiada ...
Selamat jalan sayang...
cahaya mataku...
penyejuk jiwaku...
selamat jalan ...
calon bidadari surgaku ... (HABIBIE)
Subscribe to:
Posts (Atom)