Dulu, aku masih dapat melihatnya Dulu, aku masih bisa mencuri pandang untuk menikmati senyum dan tawanya Dulu, dia ada disini, disampingku meski tak tersentuh Kini, dia menjauh Bukan hanya menjauh beberapa jangkah Namun, benar – benar menjauh dari hidupku Tersekat jarak yang begitu panjang, tinggal di kota yang berbeda...
Aku tahu cinta telah sirna Aku tahu hati tak lagi teruntuk dirinya Namun kadang, saat melodi–melodi yang dulu terlantun di sekitarku untuk merindunya mengalun, ada setitik rindu akan masa itu Ada seulas senyum yang teramat samar saat aku masih bisa mendengar dan menatapnya Saat ia tersenyum kecil ke arahku Saat ia kesal Saat tawa renyahnya menggema Rindu yang sebentar dan lantas sirna lagi...
Namun kenangan akan tetaap ada Kenangan tak dapat sirna sepenuhnya Setitk rindu itu ada, meski hanya sedetik dan lalu menghilang Karena, dulu ada sesuatu Kisah yang kelabu Kisah tentang ia yang membuatku jatuh cinta Jatuh untuk pertama kalinya Jatuh yang begitu lama Ia yang tak kan pernah tahu Ia…
Ia yang membuat dulu ada sesuatu Sesuatu yang tak kan pernah ia tahu Sesuatu itu cinta Cinta paling sempurna yang pernah ada untuknya Cinta yang tersia Cinta yang mungkin tak kan pernah ia dapat dari hati lainnya Cinta yang kini telah berganti pada hati lainnya Cinta yang kini hanya ada untuk ‘dia’ yang berbeda...
Senja pun kembali, dan aku masih disini Menunggu, barangkali esok, lusa atau mungkin malam ini Kita bertemu meski hanya dalam mimpiku.. Ketika rindu mulai menelusuri relung hati Perlahan dan semakin mendekap seluruh jiwa Raga pun terasa hangat dalam dekapan rindu
Malam semakin sunyi, Dan pikiranku terhanyut seiring jalannya waktu Apakah dia merasakan sama sepertiku? Sejuta tanya silih berganti Datang dan pergi dalam benakku
Terlelap ku dalam tidur Menanti hadirmu Memadu kasih Membuang sepi......