Kita seumpama malam-malam tanpa api
yang kita hendak memeluk-meluk sepi
yang kita hendak merenda-renda mimpi
seumpama kita datang dari dunia tanpa puisi
Kau, seumpama kembang terasing di pulau asing
sementara aku seperti kumbang asing di pulau terasing
kau dan aku suka sekali menanam rindu
menyemai debar-debar lewat getar suara tak dikenal
Terkadang kita mampu menitip kabar lewat angin
lewat celah-celah mimpi tanpa judul
entah mengapa pesan sering tak sampai
padahal badai tak menyapa sampan
Yang pasti, aku tak pernah ragu pada lekuk jejakmu
tak pernah bimbang pada liuk senyummu
yang kau patri di dinding-dinding hatiku
setiap malam
meski tanpa api
Maka, kunanti saja kau hingga nanti
waktu yang telah kita tetapkan janji
No comments:
Post a Comment