Apa kabarmu cinta…
Lupakah engkau padaku dinda…
Seperti engkau melupakan kalimat yang pernah menjembatani persaudaraan ini…
Segala Puji bagi Allah…
Hari ini aku terbangun, seperti hari-hari sebelumnya…
Dengan kerinduan yang sama pula padamu…
Rindu yang tak berujung…
Tak banyak yang kutau darimu…
Hanya sedikit…sangat sedikit…
Meski begitu, hari-hariku berwarna bersamamu dinda …
Indah ketika berbagi cerita tentang kehidupan, tertawa bersama…
Kini semua hanya tinggal tinggal keping kenangan yang kusimpan rapi di ruang hatiku…
Engkau menjauh dan menghilang …
Dan aku tak pernah punya kesempatan bertanya alasannya…
Dinda…
Dimanapun engkau berada saat ini, aku hanya ingin engkau tau alasanku menuliskan kalimat-kalimat yang sederhana ini…
Karena aku menyayangimu…
Aku tak sempat menyatakannya padamu kalimat itu dinda…
Karena engkau terburu menjauh, begitu jauh…
Hingga aku tak dapat menggapaimu lagi…
Berharap agar kebersamaan itu kembali seperti dulu, meski mungkin amat jauh…
Tapi bukankah cinta itu memberi dan terus memberi…
Takkan kecewa orang yang mencintai…
Karena semua cintanya adalah bentuk pengejawantahan cinta pada Rabb nya
Pada-Nya saja kutitipkan rasa sayang ini padamu…
Agar Dia menyampaikannya pada hatimu
Meski mungkin kasih sayang itu tak seperti yang kau harapkan…
Atau mungkin tak pernah kau harapkan….
Berjalanlah dinda…
Gapai langit cita dan cinta yang kau impikan…
Jika melupakanku adalah bagian dari kebahagiaan itu, maka lupakanlah aku…
Memohon agar Dia yang menjagamu selalu…
Agar ruh iman dan hidayah itu tak pernah menjauh…
Karena penjagaanku pun tak akan pernah sampai padamu…
Karena hanya kasih dan sayang-Nya yang menjadi sumber kekuatanmu…
Namamu akan tetap menjadi bagian dari doaku dinda…
Karena engkau juga sahabat hatiku…
Lupakah engkau padaku dinda…
Seperti engkau melupakan kalimat yang pernah menjembatani persaudaraan ini…
Segala Puji bagi Allah…
Hari ini aku terbangun, seperti hari-hari sebelumnya…
Dengan kerinduan yang sama pula padamu…
Rindu yang tak berujung…
Tak banyak yang kutau darimu…
Hanya sedikit…sangat sedikit…
Meski begitu, hari-hariku berwarna bersamamu dinda …
Indah ketika berbagi cerita tentang kehidupan, tertawa bersama…
Kini semua hanya tinggal tinggal keping kenangan yang kusimpan rapi di ruang hatiku…
Engkau menjauh dan menghilang …
Dan aku tak pernah punya kesempatan bertanya alasannya…
Dinda…
Dimanapun engkau berada saat ini, aku hanya ingin engkau tau alasanku menuliskan kalimat-kalimat yang sederhana ini…
Karena aku menyayangimu…
Aku tak sempat menyatakannya padamu kalimat itu dinda…
Karena engkau terburu menjauh, begitu jauh…
Hingga aku tak dapat menggapaimu lagi…
Berharap agar kebersamaan itu kembali seperti dulu, meski mungkin amat jauh…
Tapi bukankah cinta itu memberi dan terus memberi…
Takkan kecewa orang yang mencintai…
Karena semua cintanya adalah bentuk pengejawantahan cinta pada Rabb nya
Pada-Nya saja kutitipkan rasa sayang ini padamu…
Agar Dia menyampaikannya pada hatimu
Meski mungkin kasih sayang itu tak seperti yang kau harapkan…
Atau mungkin tak pernah kau harapkan….
Berjalanlah dinda…
Gapai langit cita dan cinta yang kau impikan…
Jika melupakanku adalah bagian dari kebahagiaan itu, maka lupakanlah aku…
Memohon agar Dia yang menjagamu selalu…
Agar ruh iman dan hidayah itu tak pernah menjauh…
Karena penjagaanku pun tak akan pernah sampai padamu…
Karena hanya kasih dan sayang-Nya yang menjadi sumber kekuatanmu…
Namamu akan tetap menjadi bagian dari doaku dinda…
Karena engkau juga sahabat hatiku…
Sepi itu nikmat
Sepi itu hasrat
Sepi itu kiamat
Seperti kiamatnya
jiwaku
Ketika aku lupa lalu
sepi berubah jadi mala petaka
( karna kutak bisa
membendung hasrat itu )
Sunguh sepi benar-benar
luka ….
Seperti lukanya jiwa
( yang selalu bermain
cumbu dosa )
Dan sepi meluluhkan raga
Luka yang tak kentara
No comments:
Post a Comment