Thursday, October 7

Bahasa Kasih dalam kata - kata

Aku menatap langit di malam yang berbeda
Namun, ia tetap membisu
Kupandangi jua jantung hatinya
Bintang-bintang bertebaran
Yang menyinari gelap dan sunyinya malam
Masih tetap dalam keadaan yang sama
Mungkin hanya posisinya saja yang berubah
Semuanya tetap membisu
Begitu mahalkah engkau?
Wahai kata-kata?
Memangnya harus kukorbankan apa?
Untuk mendapatkan bahasa kasih darimu
Kutunggu terus sampai mata ini memerah
Namun, satu abjad pun tak kunjung muncul
Malahan, hanya kata sia-sia dan cacian
Dari makhluk ciptaan-Nya
Membuat hati robek seketika
Jika dibalut pun masih tetap kelihatan bekasnya
Kekosongannya pun tak terisikan
Langit yang sama terus kukagumi
Bintang-bintang yang sama terus kuikuti gerakannya
Namun, tak ada yang menyayangi hatiku yang lirih
Dari tadi hening, bisu
Aku terdiam merenung
Aku tidak tahu bagaimana berkata-kata
Karena tidak ada yang mengajari kasih itu
Kasih yang mengatakan lewat hati yang murni
'Aku sayang kamu!'


Nama saya, Mariska Uung. Saya lahir tanggal 25 Mei 1986 di Jakarta. Saya hanyalah seorang mahasiswi biasa jurusan manajemen pemasaran di IBII, Jakarta. Sejak duduk di bangku sekolah dasar, saya sudah suka mengarang. Bermula dari keterpakasaan karena disuruh oleh guru, tetapi entah mengapa lama kelamaan saya bisa menikmati. Walaupun dengan EYD yang sangat berantakan. Saya berlatih sudah cukup lama untuk menulis, namun tidak pernah mempublikasikan kepada orang-orang. Lama-lama saya berani menunjukkan hobi saya yang akhirnya menjadi cita-cita. Tanpa diduga, banyak yang memuji dan menyukai tulisan saya. Termasuk guru dan dosen yang menyukai cara saya menulis dan menjawab soal ujian kuis. Hal ini sangat memacu semangat saya. Saya semakin giat untuk menulis dan pernah mengirimkan beberapa karya meskipun belum ada yang mempublikasikannya kecuali www.cafenovel.com. Seharusnya saya mengambil jurusan yang berhubungan dengan sastra ketika kuliah, namun waktu itu saya belum dapat memfokuskan masa depan saya. Terlebih ketika orangtua saya menganggap bahwa menulis itu tidak dapat menunjang dan menopang hidup. Ternyata saya salah besar, dan seharusnya saya bisa mempertahankan apa yang telah menjadi mimpi saya. Mungkin nasi sudah menjadi bubur. Saya tidak mungkin meninggalkan kuliah ekonomi saya begitu saja. Apalagi saat ini sudah menginjak semester akhir dan sedang skripsi. Tetapi saya masih tetap memiliki harapan untuk dapat berkarya sesuai cita-cita dan pilihan hidup saya.

No comments: