Sunday, October 17

LELAKI BERSAMA MALAM SEPI


Di malam yang sepi, ketika berjuta insan lelap dalam buaian mimpi, aku masih duduk termenung di pinggir ranjang. Aku tidak bisa tidur. Kuambil hpku. Kubaca sms demi sms. Tidak ada yang menarik perhatianku. Hingga akhirnya, aku membaca sms dari kekasih. Akupun tersentak dengan deretan kata-kata sms itu.
“dunia ramai tp mengapa q merasa sepi. Brtny pd sepi buatq menangis.tangisq hbs. Kering sdh hati. Kembali pd hari dimn bahagia ada. Menanti drq sambil trs memeluk sepi”
Kubaca lagi sms itu dan kucoba tangkap makna yang terungkap. Ada rasa getir yang kudapat, pilu yang menyayat karena kesepian yang teramat menyiksa. Kucoba bertanya pada diri, apa yang kau rasa kekasih sehingga hatimu begitu sedih, sampai kau rela memeluk sepi. Kucoba terus bertanya pada sepi yang telah merasuki kamarku. Namu aku tidak temui jawaban yang memberi damai di hati.
Dalam heningku teringat kembali mantra cinta yang pernah diucap bersama. “Cinta itu menyelamatkan”. Begitu mantra cinta itu diucap sambil menggandeng tangan kekasih. Mantra cinta bergaung merasuk keseluruh jiwa dan raga. Keyakinapun terbangun bahwa cinta sungguh-sungguh akan menyelamatkan sampai keabadian menjemput raga.
Berulang kata itu terucap di bibirku walau tak bersuara. Gerakan bibirku mengeja mantra cinta dengan pasti memanggil roh-roh cinta dari peraduannya. Mereka hadir bersama terucapnya mantra cinta. Aku tersadar. Kutemukan saat ini ada yang salah dalam alur cintaku. Ada yang terkikis dari roh cintaku. Cintaku tidak lagi menyelamatkan, tetapi menghadirkan tangis pilu sang kekasih. Cintaku telah menghadirkan kesepian sang kekasih.
Aku tersadar. Roh cinta telah menghantarku untuk memaknai arti sesungguhnya sms itu. Getar di hatipun bertambah, sedihpun datang terundang. Kesepian kekasihku kini juga menjadi kesepianku. Kesepian yang membuat kekasihku menangis kini hadir di kamarku. Akupun kini memeluk sepi, bukan karena kekasihku, tetapi karena kealpaanku pada kekasih.
Malam ini malam kesepian cintaku, membuat mata tak mampu terpejam. Sekarang aku tau jawabannya. Dalam heningnya malam aku berucap dalam hati, “kekasih, maafkan aku. Engkau terlupakan karena tumpukan kerja yang teramat. Sapaanmu di sms pun tak sempat kubalas karena aku terlalu asyik dengan pekerjaanku. Aku hampir hilang ditelan ganasnya pekerjaan. Waktuku untukmu terampas karenanya. Kaupun terlukan olehnya. Kini kurasakan sepi dan tangismu. Kekasih, akan kukembalikan cinta yang pernah hilang. Percayalah, bahagia akan datang karena cinta itu tetap menyelamatkan”
Kubaringkan tubuh ini dan matapun terpejam mengundang hadirnya mimpi yang indah.

No comments: