Monday, October 11

Kerlip-kerlip indah yang kita liat tiap malam menghiasi langit
sebagian, hanya sisa cahaya yg merambat milyaran km jauhnya
dan sampai kemata kita setelah tahunan, puluhan bahkan ratusan tahun lamanya.
Sementara….
bintangnya sendiri telah lama sirna
pecah bergesekan dalam galaksi yang maha luas
Atau
hancur dalam ledakan supernova mahasempurna….)

Dan tentangmu … Bintang…

Aq cukup bersyukur (telah) bisa menikmatimu
Memandangmu…
Mencintaimu…
Melalui kisi sempit cahaya berbagai warna
Dan bias-bias merah, nila dan jingga di ujung jalan itu
Dalam satu kesempatan kecil berharga
Hingga senja berlalu
Dan gelap tiba…

Lalu dalam gulita di pojokan malam kelabu
Kita berbagi tawa dalam dinginnya udara
Bercerita tentang peri biru bersayap perak
yang memoles warna terang pada kerlip malam
memoles emas pada bintang paling terang.

“Kau peri biru ku.. ” ucapmu

Aq mengangkasa,
Hilang dalam cahayamu, hilang dalam wujud sempurna kasat mata.

Lalu musnahmu…
Menyerpihkanku, mengulaikan sayap ku

4 tahun berlalu….

Aq masih mengenangmu sekarang… Bintang…
Dengan rindu yang tak pernah berkurang
Walau sayap peri biru itu tak lagi berkepak
Tak lagi berwarna perak…

Karena seperti kisah bintang di angkasa
Kau telah tiada sejak lama….

No comments: