...
...
udara …
liar kuhembuskan dalam remang hati yang gamang …
biarlah terlihat memburu seperti peluru …
menghunuskan di lorong-lorong waktu …
tersembunyi, terlindung suci dari jamah pikiran dan hati …
lalu, sengau siapakah tadi yang berlindung di kabut hening shubuh …
ketika aku pasrah kalah …
membawa kalungan kata-kata untuk kerajaan malam …
hingga (mungkin) ku terlantar di pelataran sorga …
…
air …
aku rindu bening wujudmu …
aku rindu bulir-bulir embunmu dibalik kusam jendela kaca …
yang bersemayam atau berjelaga …
seperti syair-syair para syuhada yang memerah darah …
sewaktu rindu segarnya air telaga kautsar …
entah apakah sama …
selagi aku khusyu di bilangan malam sewaktu aku hilang …
…
bumi …
aku juga rindu tanah-tanahmu yang basah …
rindu berlari-lari kecil di
lantas, gerangan apa murkamu adalah sebentuk airmata …
yang aku pungut satu persatu di pipi manusia …
jangan beri aku argumentasi, bumi …
yang entah di gugusan mana engkau emosi tanpa opini …
…
api …
sambutlah nyawaku …
betapun perih …
dan aku temui bila nanti sudah tiba diujung usia ...
sewaktu jajaran bintang-bintang adalah selayak jejak cahaya …
bakarlah isak nafasku sejenak sbelum bertemu ...
dan aku '
aku tahu betapapun perihnya itu …
...
…
…
dan kasih sayang ...
inilah kegelapan pesona khayalku yang jengah kusiapkan ...
…
Tags: emosi dini hari
Prev: water is life ...
No comments:
Post a Comment